Editor Indonesia, Depok – Pemerintah Kota Depok, Jawa Barat, tengah menghadapi situasi darurat akibat meningkatnya volume sampah yang belum tertangani secara efektif. Sejumlah pihak menilai pengelolaan sampah di kota tersebut gagal menahan laju penumpukan sampah yang kini mencapai ribuan ton setiap harinya.
Koordinator Pengelolaan Sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Pasar Cisalak, Dirman, mengatakan kondisi Kota Depok saat ini berada dalam status gawat darurat sampah. Menurutnya, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung yang menjadi satu-satunya lokasi pembuangan sampah kini tak lagi mampu menampung timbunan yang terus meningkat.
“Truk angkutan sampah banyak yang rusak, dan upaya pengurangan sampah yang dilakukan Pemkot Depok belum mampu mengatasi persoalan ini,” ujar Dirman, Rabu (5/11/2025).
Ia menuturkan, di TPS Pasar Cisalak sendiri, timbunan sampah sudah mencapai ketinggian sekitar lima meter. Sampah yang menggunung berasal dari aktivitas pasar dan juga kiriman warga sekitar Kelurahan Cisalak Pasar dan Mekarsari.
Dirman menilai ada sejumlah faktor yang menyebabkan kondisi darurat ini, antara lain tingginya produksi sampah, rendahnya kesadaran masyarakat, serta infrastruktur pengelolaan sampah yang masih terbatas.
“Peningkatan kesadaran masyarakat, penerapan prinsip reduce, reuse, recycle (3R), dan inovasi teknologi pengelolaan sampah harus segera dilakukan,” ujarnya.
Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok, Udara Kodratulloh, mengakui kondisi darurat tersebut. Ia menjelaskan, volume sampah di Kota Depok terus meningkat dan kini mencapai sekitar 1.400 ton per hari atau 16.800 ton per tahun.
“Kondisi TPA Cipayung sudah overload dan sering mengalami longsor akibat tingginya timbulan sampah,” ungkapnya.
Udara menyebutkan, pemerintah daerah saat ini tengah berupaya mendorong masyarakat agar lebih aktif melakukan pemilahan sampah rumah tangga sehingga beban TPA dapat dikurangi.
Sementara itu, pegiat lingkungan Amborseus menilai Pemerintah Kota Depok gagal dalam mengatasi persoalan tersebut. Ia menilai perlu adanya langkah luar biasa untuk menanggulangi krisis sampah ini.
“Pemkot harus punya gebrakan. Salah satunya bisa melalui penggunaan teknologi incinerator atau pembakaran tuntas yang mampu mengolah sampah secara efektif dan ramah lingkungan,” katanya. (Kis)












