Editor Indonesia, Jakarta – Kualitas udara Jakarta pada Kamis kembali menjadi sorotan dunia setelah menduduki peringkat ketiga sebagai kota dengan udara terburuk, menurut data dari situs pemantau kualitas udara IQAir.
Berdasarkan pemantauan pada Kamis (2/10) pukul 06.01 WIB, tercatat berada pada kategori tidak sehat dengan angka 144. Penilaian ini mengacu pada parameter PM2,5 dengan konsentrasi 53 mikrogram per meter kubik. Angka tersebut setara dengan 10,6 kali lipat dari panduan kualitas udara tahunan yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
IQAir merekomendasikan agar kelompok sensitif, seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit pernapasan, tidak melakukan aktivitas di luar ruangan. Jika harus beraktivitas, penggunaan masker sangat dianjurkan. Masyarakat umum pun disarankan tetap menggunakan masker untuk mengurangi paparan polusi.
Dalam daftar kualitas udara dunia pada hari yang sama, Jakarta menempati urutan ketiga setelah Kota Kuwait dengan indeks 192 dan Kota Lahore, Pakistan, dengan indeks 190.
Namun, data berbeda ditunjukkan oleh laman resmi Pemprov DKI Jakarta, udara.jakarta.go.id. Dari hasil pemantauan 111 titik Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU), kualitas udara Jakarta pada Kamis justru tercatat dalam kategori baik hingga sedang, tanpa ada lokasi yang masuk kategori tidak sehat. (Frd)












