Gaya Hidup

Lakukan ini bila pesawat terbang mengalami turbulensi

×

Lakukan ini bila pesawat terbang mengalami turbulensi

Sebarkan artikel ini
Pesawat Korean Airlines Tujuan Taiwan Terjun Bebas, 13 Orang Terluka
Ilustrasi/dok.ai

Editor Indonesia, Jakarta – Bagi yang sering bepergian dengan pesawat terbang, tentu maklum bahwa turbulensi adalah fenomena jamak. Selain kaget akibat guncangan keras yang terjadi, penumpang biasanya akan merasakan mual hingga muntah-muntah.

Tetapi turbulensi yang menimpa sebuah pesawat Singapore Airline beberapa hari lalu memakan satu korban jiwa. Beberapa awak pesawat dan puluhan penumpang mengalami cedera serius. Kantung udara berjatuhan dan interior Boeing 777 yang mendarat darurat di Bangkok tersebut porak poranda. Artinya meski biasanya tidak membahayakan, turbelensi sebaiknya tetap diantisipasi untuk meminimalkan risiko terburuk.

Sebagaimana disarikan dari safetyfirst.airbus.com berikut ini yang sebaiknya kita lalukan bila pesawat terbang yang kita tumpangi terkena turbulensi,

Langkah pertama adalah tetap tenang. Panik berlebihan hanya memperburuk situasi dan menyebabkan kebingungan di antara penumpang lainnya. Ikuti instruksi dari awak kabin, karena mereka telah dilatih untuk menangani situasi darurat.

Jika Anda sedang makan atau minum, sebaiknya hentikan. Simpan makanan atau minuman di bawah kursi untuk menghindari tumpahan dan lipat meja sehingga Anda dapat menundukkan kepala.

Jika tanda sabuk pengaman menyala, segera kembali ke kursi Anda dan kencangkan sabuk pengaman dengan benar. Lebih baik tetap mengenakan sabuk pengaman selama duduk. Sabuk tersebut dapat menahan tubuh kita agar tidak melayang dari kursi dan terbentur plafon ketika ketinggian pesawat terbang tiba-tiba berubah drastis.

Namun jika kebetulan sedang berada di toilet atau berdiri, segera kembali ke kursi Anda atau tempat duduk terdekat. Jangan mencoba berjalan atau berdiri selama turbulensi karena hal ini dapat meningkatkan risiko cedera.

Untuk meredakan rasa cemas cobalah teknik pernapasan untuk membantu menenangkan diri, seperti metode pernapasan 4-4-8; tarik napas selama 4 detik, tahan 4 detik dan hembuskan selama 8 detik. Ini dapat membantu mengurangi kecemasan dan menjaga fokus Anda pada pernapasan daripada turbulensi.

Penting juga untuk memperhatikan barang-barang pribadi Anda. Pastikan barang-barang tersebut disimpan dengan aman di bawah kursi di depan Anda atau di kompartemen bagasi atas. Objek yang terlepas dapat menjadi proyektil selama turbulensi dan menyebabkan cedera.

Kasus Turbulensi Singapore Airlines SQ321

Seluruh pesawat terbang modern telah dirancang sedemikian rupa untuk mengantisipasi dan mengurangi risiko turbulensi. Bila dibandingkan jumlah total kasusnya, turbulensi tergolong jarang menyebabkan kerusakan serius atau kecelakaan.

Turbelensi yang menimpa Singapore Airlines SQ321 merupakan salah satu terparah mengingat pesawat terbangnya adalah Boeing 777-300ER. Ini adalah salah satu pesawat terbang bermesin jet berbadan lebar yang memiliki radar canggih untuk mendeteksi cuaca yang membantu pilot menghindari turbulensi dalam jalur penerbangannya.

Faktanya radar canggih pesawat tersebut gagal mendeteksi turbulensi ketika melintasi Cekungan Irrawaddy di Myanmar. Pesawat menabrak kantung udara dalam kecepatan tinggi. Guncangan keras menyebabkan penumpang dan kru terlempar ke sekeliling kabin.

Penyebab turbulensi

Fenomena alam ini terjadi akibat perubahan mendadak dalam aliran udara. Perubahan efek perbedaan tekanan udara itulah yang membuat badan pesawat bergerak naik-turun atau bergoyang tiba-tiba. Kondisinya mirip perahu arung jeram. Anda juga bisa membayangkannya sebagai mobil yang sedang melaju kencang dan tiba-tiba melindas barisan polisi tidur.

Turbulensi biasanya terjadi pada ketinggian di atas 10 ribu kaki (sekitar 3.048 meter) dari permukaan laut. Seperti kawasan pegunungan tinggi. Tekanan naik dari angin yang menabrak dan tertahan dinding pegunungan, dapat mendorong pesawat terbang yang melintas di atasnya.

Di dalam banyak kasus, turbulensi terjadi pada ketinggian yang lebih rendah atau lebih tinggi tergantung kondisi cuaca. Seperti badai petir atau awan kumulonimbus dapat menyebabkan perbedaan tekanan udara pemicu turbulensi. Padahal turbulensi dapat terjadi dalam kondisi cuaca cerah yang dikenal sebagai clear air turbulence (CAT). Dan itulah yang menimpa Singapore Airline dalam penerbangannya dari Singapura ke London beberapa hari lalu. (Luhur Hertanto/EI-2)