Editor Indonesia, Jakarta – Fenomena antrean ribuan pelamar kerja di sebuah toko di Cianjur, Jawa Barat, yang viral di media sosial baru-baru ini, menyoroti kondisi minimnya lapangan pekerjaan layak di daerah. Lowongan yang hanya tersedia untuk 50 posisi tersebut diserbu oleh ribuan pencari kerja, menggambarkan ketatnya persaingan di pasar kerja lokal.
Pemerhati Ketenagakerjaan, Dani Satria, menjelaskan bahwa jumlah lowongan kerja (loker) di daerah masih sangat terbatas. “Fenomena ini menunjukkan kurangnya lapangan pekerjaan layak di daerah. Berdasarkan persebaran data job posting, terlihat adanya ketimpangan distribusi kesempatan kerja antara daerah dan pusat,” ujar Dani Satria dalam siaran persnya yang dikutip di Jakarta, Jumat (25/07/2025). Akibatnya, para pencari kerja di daerah harus bersaing ketat untuk posisi yang sangat terbatas.
Ketidaksesuaian Jenis Pekerjaan dan Pusat Pekerjaan di Kota Besar
Dani menambahkan, jenis pekerjaan yang ditawarkan di daerah seringkali tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan atau keterampilan pelamar. Jika suatu lowongan menerima semua latar belakang pendidikan, biasanya akan dialihkan ke perusahaan outsourcing.
“Kondisi saat ini terlihat bahwa sebagian besar loker dan kuantitas pekerjaan layak masih terpusat di kota-kota besar. Tentu saja kota seperti Jakarta dan ibu kota provinsi lainnya masih menjadi magnet utama bagi pencari kerja, karena menawarkan gaji yang lebih besar,” imbuhnya.
Merantau ke Luar Negeri
Minimnya lapangan pekerjaan yang layak di daerah mendorong banyak masyarakat, terutama anak muda, untuk memilih merantau ke luar negeri. Negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan Australia menjadi tujuan favorit karena dinilai menawarkan penghasilan yang lebih tinggi dan peluang kerja yang lebih menjanjikan.
Fenomena ini juga terlihat dari semakin menjamurnya Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) di daerah yang menawarkan program penyaluran tenaga kerja ke luar negeri. LPK-LPK ini kini menjadi alternatif bagi generasi muda di daerah yang kesulitan mendapatkan pekerjaan layak di tanah air.
Data BPS: Jumlah Pengangguran Turun
Dinamika pasar kerja Indonesia selama periode 2023-2024 menunjukkan tren positif yang menggembirakan. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan sumber terkait lainnya mengindikasikan adanya peningkatan signifikan dalam jumlah angkatan kerja seiring dengan penurunan angka pengangguran, mencerminkan resiliensi ekonomi dan peningkatan penyerapan tenaga kerja.
Pada Februari 2024, angkatan kerja Indonesia mencapai sekitar 149,38 juta orang, sebuah kenaikan substansial sebanyak 2,76 juta orang dibandingkan Februari 2023. Tren peningkatan ini berlanjut hingga Agustus 2024, di mana jumlah angkatan kerja melonjak menjadi sekitar 152,11 juta orang, naik 4,40 juta orang dari Agustus 2023. Angka-angka ini menunjukkan semakin banyaknya masyarakat usia produktif yang aktif berpartisipasi dalam pasar kerja, baik yang bekerja maupun mencari pekerjaan.
Bersamaan dengan peningkatan angkatan kerja, tingkat pengangguran terbuka (TPT) juga menunjukkan perbaikan yang nyata. Pada Agustus 2023, TPT tercatat sebesar 5,32%. Namun, angka ini berhasil ditekan signifikan hingga Februari 2024, mencapai 4,82%. Ini bukan hanya penurunan sebesar 0,63 persen poin dari Februari 2023, tetapi juga merupakan level terendah dalam lima tahun terakhir. Meskipun terjadi sedikit kenaikan tipis menjadi 4,91% pada Agustus 2024, tren penurunan secara keseluruhan tetap terlihat.
Dalam hal jumlah penganggur, data juga menunjukkan kabar baik. Pada Februari 2024, jumlah pengangguran menurun sebanyak 0,79 juta orang dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Bahkan, pada Agustus 2024, tercatat ada 7,47 juta orang menganggur, yang berarti penurunan sebanyak 390 ribu orang dari tahun 2023.
Secara keseluruhan, gambaran pasar kerja Indonesia dari tahun 2023 hingga 2024 memperlihatkan peningkatan partisipasi angkatan kerja yang kuat dan penurunan tingkat pengangguran yang stabil. Hal ini mengindikasikan bahwa perekonomian Indonesia mampu menciptakan lebih banyak peluang kerja dan menyerap tenaga kerja dengan lebih baik, meskipun tantangan tentu masih ada di beberapa sektor. (Frd)