Ekonomi

Menteri Maman: UMKM Hijau Kunci Wujudkan Net Zero 2045

×

Menteri Maman: UMKM Hijau Kunci Wujudkan Net Zero 2045

Sebarkan artikel ini
Menteri Maman: UMKM Hijau Kunci Wujudkan Net Zero 2045
Menteri UMKM Maman Abdurrahman/dok.Editor Indonesia/HO-Kementerian UMKM
Menteri Maman: UMKM Hijau Kunci Wujudkan Net Zero 2045

Editor Indonesia, Jakarta – Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mengapresiasi langkah Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dalam mendukung masa depan bisnis berkelanjutan melalui pemberdayaan UMKM Hijau.

“UMKM hijau adalah UMKM yang mampu mengadopsi praktik ramah lingkungan. Dengan terbitnya buku putih ini, kami berkeyakinan peran UMKM sebagai agen utama pertumbuhan hijau dan inklusif, serta kesiapan transisi menuju UMKM hijau akan semakin cerah,” ujar Maman dalam acara peluncuran Buku Putih “Mewujudkan Masa Depan Bisnis Berkelanjutan Melalui Pemberdayaan UMKM Hijau” di Jakarta, Selasa (16/9/2025).

Maman menegaskan, buku putih ini menjadi milestone dalam mewujudkan komitmen Net Zero Emission 2045, sesuai target Presiden Prabowo Subianto dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045.

Menurutnya, buku tersebut dapat menjadi benchmark bagi Kementerian UMKM sekaligus memberi arah dalam penyusunan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK). Tahap awal penyusunan difokuskan pada klasifikasi UMKM hijau, termasuk kriteria, parameter, dan tolok ukur yang relevan dengan melibatkan berbagai pihak.

“Untuk bertransformasi menjadi UMKM hijau, diperlukan dukungan semua stakeholder. Mulai dari teknologi produksi ramah lingkungan yang terjangkau, pendampingan sertifikasi, pengolahan limbah bersama, hingga insentif keuangan dan ekonomi,” katanya.

Selain itu, ia menekankan pentingnya pengembangan kapasitas, pendidikan, akses bahan baku organik murah, serta kampanye penerapan konsep holistik reuse, reduce, recycle, dan re-earth dalam pemanfaatan sumber daya.

Namun, tantangan masih ada. Rendahnya literasi lingkungan, terbatasnya akses pembiayaan hijau, minimnya penggunaan teknologi bersih, hingga kurangnya pemahaman terhadap prinsip keberlanjutan masih menghambat daya saing UMKM di tengah tuntutan perubahan iklim dan ekonomi global.

Berdasarkan studi Institute for Essential Services Reform (IESR), UMKM secara kolektif diperkirakan berkontribusi hingga 66% emisi nasional.

“Di satu sisi, UMKM menghidupi jutaan keluarga. Namun di sisi lain, kontribusi lingkungannya signifikan. Ini menunjukkan bahwa keberlanjutan bisnis yang seimbang dengan kelestarian lingkungan adalah tantangan besar yang harus dihadapi para pelaku UMKM,” pungkas Maman. (Did)