Editor Indonesia, Jakarta – Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan teknologi sistem transaksi tol nontunai nirsentuh atau Multi Lane Free Flow (MLFF) dapat mengurangi kemacetan di jalan tol.
“Itu mengurangi dampak kemacetan di banyak pintu-pintu tol. Pasti akan banyak bermanfaat, manakala tol saat peak up misalnya ketika libur Natal dan tahun baru atau Lebaran,” ujar Menteri PU Dody Hanggodo, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (26/11/2024).
Indonesia, menurut Menteri Dody, harus belajar kepada negara-negara maju yang telah menerapkan teknologi transaksi tol nontunai nirsentuh (MLFF). Indonesia pun harus juga bisa menerapkan hal tersebut.
“Saya pikir harus ya. Kita harus berkaca ke negara-negara yang lebih maju. Seperti kata Presiden RI Pak Prabowo Subianto, kita harus selalu punya mimpi besar dengan segala keterbatasan kita, salah satunya MLFF. Dan MLFF di mana-mana sudah banyak (diterapkan) oleh negara-negara maju,” kata Menteri Dody beralasan.
Pemerintah, lanjut dia, sedang berupaya melakukan kajian terhadap teknologi tol termasuk MLFF, serta meminta saran dan nasihat (advice) dari para pihak yang lebih berkompeten. Tujuannya, agar Indonesia mendapatkan teknologi yang paling efektif, efisien dan terbaik bagi negara dan rakyat Indonesia.
“Tapi apakah MLFF itu atau ada teknologi lain? Detik ini saya belum bisa memastikan. Tapi semuanya sedang kita review. Kita cari lah yang terbaik untuk bangsa dan negara. Pokoknya yang paling efektif dan efisien lah,” kata Dody.
Untuk tambahan informasi, sistem MLFF atau transaksi tol nontunai nirsentuh ini menggunakan teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS) dan melakukan transaksi melalui aplikasi Cantas yang diintegrasikan dengan data ERI (Electronic Registration and Identification) atau data kepemilikan kendaraan yang dimiliki oleh Korlantas Polri.
Salah satu manfaat dengan kehadiran sistem transaksi MLFF ini adalah efisiensi biaya operasi dan meminimalkan penggunaan bahan bakar kendaraan.
Penerapan transaksi tol MLFF menjadi terobosan dalam menghemat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Selain pemborosan BBM, kemacetan di gerbang tol karena total transaksi harian gerbang tol yang mencapai 4 juta transaksi juga dapat mengakibatkan polusi udara. (Her)