Nasional

Munas Perdana Rumah Sawit Indonesia Pilih Kacuk Sumarto jadi Ketua Umum, Ini Strateginya dukung Indonesia Emas

×

Munas Perdana Rumah Sawit Indonesia Pilih Kacuk Sumarto jadi Ketua Umum, Ini Strateginya dukung Indonesia Emas

Sebarkan artikel ini
Munas Perdana Rumah Sawit Indonesia Pilih Kacuk Sumarto jadi Ketua Umum, Ini Strateginya dukung Indonesia Emas
Ketua Umum RSI Kacuk Sumarto (pegang mic), Ketua 1 Irwan Perangin Angin (kiri) dan deklarator RSI/dok.Editor Indonesia-Fauzi

Editor Indonesia, Jakarta – Musyawarah Nasional (Munas) perdana Rumah Sawit Indonesia (RSI) secara aklamasi memilih Kacuk Sumato menjadi Ketua Umum periode 2025-2027, Ketua I, Irwan Perangin Angin dan diberi waktu selama dua bulan untuk menyusun kepengurusannya, termasuk badan pengawas RSI.

“Jadi kami diberi waktu dua bulan untuk menyusun kepengurusan, sekretaris dan bendahara. Lalu mengadakan Rapat Tahunan Anggota (RTA) yang insyaallah paling lambat dilaksanakan Januari 2025,” ucap Kacuk Sumarto dalam konfrensi persnya di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (19/11/2024).

Kacuk mengaku bersyukur munas perdana atau pertama RSI bisa diselenggarakan selama dua hari, dari tanggal 18 hingga 19 November 2024. Sejak dideklarasikan pada hari Jumat 23 Juni 2023, RSI tumbuh dan berkembang. RSI diresmikan di kantor Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan dan merupakan wadah bagi pelaku industri, praktisi dan petani kelapa sawit dalam pembangunan sinergi dengan pihak-pihak seperti pemerintah, pengusaha dan lainnya melalui integrasi vertikal hulu dan hilir untuk penguatan dan keberlangsungan industri kelapa sawit Indonesia.

“Ada 17 deklarator dan kini RSI memiliki 77 anggota yang terdiri dari para petani yang tergabung dalam koperasi petani sawit, hingga perusahaan-perusahaan sawit nasional dan multinasional. Kalau dari sudut pandang luasan usaha kurang lebih itu kita ada (lahan sawit) 1,2 juta hektare,” ungkapnya.

Dalam munas perdana ini, lanjut Kacuk, dirumuskan pula beberapa langkah strategis yang dirancang RSI untuk mengatasi berbagai tantangan di sektor sawit nasional sekaligus mengoptimalkan potensinya menuju visi Indonesia Emas 2045.

Untuk mencapai tujuan tersebut, ungkap Kacuk, RSI memiliki 17 mitra strategis, baik dari dalam maupun luar negeri. Fokus utama RSI yakni mencakup pemetaan dan pendampingan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), guna memastikan implementasi yang tepat sasaran.

Kemudian, penguatan riset dan rekayasa teknologi, termasuk penerapan regenerative agriculture yang ramah lingkungan. Serta peningkatan Kapasitas SDM dan kepastian hukum, sekaligus mendorong pembentukan Badan Sawit Nasional untuk tata kelola sawit yang lebih kondusif.

“Khusus untuk mitra internasional, RSI juga memanfaatkan jejaring global untuk melakukan lobi strategis, terutama terkait pengelolaan emisi karbon,” kata Kacuk.

Terkait dalam sektor sawit, RSI menargetkan peningkatan produktivitas hingga 6 hingga 7 ton A CPO per hektar/tahun, jauh melampaui rata-rata saat ini yang hanya mencapai 2 ton CPO per hektar/tahun. Hal ini dilakukan melalui intensifikasi lahan serta penerapan teknologi budidaya dan pengolahan modern.

“Sawit adalah Indonesia, dan Indonesia adalah sawit. Ini adalah wujud dari upaya menjaga kedaulatan sawit nasional,” kata Kacuk seraya menambahkan kalau tagline harus tegas.

RSI juga berkomitmen menjadikan media sebagai mitra penting dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat dan pemerintah. Untuk mencegah miskomunikasi, RSI akan menggelar forum komunikasi bulanan, baik secara tatap muka maupun daring.

“Kami ingin menjadikan media sebagai saluran untuk menerima masukan, baik pujian maupun kritik, agar RSI dapat merespons dan menyampaikan klarifikasi terkait isu-isu yang berkembang di lapangan,” tutupnya. (Didi)

Baca Juga: Kebijakan Sawit di Indonesia Tumpang Tindih Pelaku Usaha Parsial Ambyar