Editor Indonesia, Kediri – Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana angkat bicara terkait perusakan Museum Bhagawanta Bhari yang terjadi saat aksi massa ricuh pada Sabtu (30/8/2025). Ia meminta agar artefak bersejarah yang sempat dibawa kabur segera dikembalikan.
Museum yang berdiri sejak 1985 itu mengalami kerusakan cukup parah. Sejumlah koleksi dilaporkan hilang, antara lain fragmen kepala Ganesha dan wastra atau kain batik. Selain itu, miniatur lumbung kuno dan beberapa artefak lain juga rusak akibat amukan massa tak dikenal.
“Ini yang saya harapkan kalau ada yang sadar, karena ini benda bersejarah, mohon bagi oknum yang kemarin ambil kembalikan ke Pemkab,” ujar Hanindhito, dikutip Senin (1/8).
Hanindhito menekankan bahwa artefak-artefak tersebut adalah peninggalan sejarah tak ternilai yang harus dijaga untuk generasi mendatang. Ia pun membuka ruang bagi pihak-pihak yang membawa artefak agar mengembalikannya tanpa rasa takut.
“Kalau malu atau takut mengembalikannya, bisa langsung ke kantor Pemkab atau diserahkan ke tempat lain. Kami berharap bagaimana itu bisa kembali,” tambahnya.
Ia juga menyesalkan perusakan museum dalam aksi ricuh tersebut. Menurutnya, museum seharusnya dilindungi karena menyimpan warisan budaya yang penting bagi masyarakat Kediri.
Sebelumnya, aksi massa solidaritas untuk Affan Kurniawan di Kediri berakhir ricuh. Massa tak terkendali merusak sejumlah fasilitas umum, termasuk Kantor Bupati, 18 kantor OPD, Gedung DPRD, hingga Museum Bhagawanta Bhari yang berada dalam kawasan perkantoran tersebut. (Nay)