Editor Indonesia, Yerusalem – Netanyahu, Perdana Menteri Israel yakin siapapun presiden Amerika Serikat (AS) yang terpilih pada November mendatang tetap menjadi sekutu Israel terkuat.
Penegasan ini disampaikan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu setelah bertemu dengan keluarga para tawanan Israel di Bandara Ben Gurion, Yerusalem yang akan menemaninya ke Washington.
Kepada wartawan sebelum berangkat ke Washington, Netanyahu mengatakan Israel akan menjadi sekutu terkuat Amerika di Timur Tengah, terlepas dari siapa yang terpilih sebagai presiden pada bulan November.
Netanyahu akan berterima kasih kepada Joe Biden (presiden AS yang mengundurkan diri) atas semua yang telah dia lakukan untuk Israel.
“Kami akan membahas pembebasan para tawanan dan mengalahkan Hamas,” kata Perdana Menteri Israel terlama ini, kepada Radio Tentara Israel, yang dikutip dari Aljazeera, Senin (22/7/2024).
Sebagaimana diketahui, Netanyahu merupakan perdana menteri terlama di Israel. Dia akan menjadi pemimpin asing pertama yang berpidato di pertemuan gabungan kedua majelis sebanyak empat kali, melampaui perdana menteri Inggris legendaris Winston Churchill, yang pernah menyampaikan pidato sebanyak tiga kali.
Presiden AS Joe Biden dan beberapa menteri Israel menyatakan bahwa kesepakatan yang dinegosiasikan melalui mediator Qatar, Mesir, dan AS mungkin akan tercapai. Berdasarkan skenario yang disusun pada Mei, kedua belah pihak akan menggelar gencatan senjata selama enam minggu, selain itu akan ada penukaran beberapa sandera Israel dengan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada Jumat (19/7) bahwa para perunding berada di dalam garis 10 yard dan bergerak menuju garis gawang.
Namun Hamas menuduh Netanyahu berusaha menghalangi kesepakatan itu dan Blinken mengatakan dia ingin mencapai garis akhir ketika Netanyahu berada di Washington. (Aljazeera/Frd)