Editor Indonesia, Brebes – Suasana meriah dan senyum mewarnai Kantor Kementerain Agama Brebes, Jawa Tengah, yang menggelar pernikahan massal dengan tajuk Semarak Nikah Merdeka. Pelaksanaan nikah massal ini sekaligus memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-80. Tujuannya, agar pasangan yang menikah mempunyai status sah, baik secara agama maupun negara.
Semarak Nikah Merdeka ini, digelar di salah satu Kantor Urusan Agama (KUA) Kantor Kementerian Agama Brebes, yakni di Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Selasa (26/8)
Ada sejumlah pasangan yang mengikuti nikah massal ini. Mereka umumnya mau melakukan nikah massal lantaran sejumlah alasan. Yakni, ada yang karena ditinggal mati, dan juga karena bercerai.
Salah satu pasangan Semarank Nikah Merdeka di Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes, Karsad, 55, dan Karsih, 56, keduanya mengaku proses bertemunya hingga menikah, karena sebelumnya sudah kenal sama-sama satu desa.
“Kami sudah saling kenal sebelumnya karena tinggal di satu desa,” ujar Karsad, diamini sang istri, Karsih.
Karsad mengaku menikah lagi karena bercerai dengan isteri sebelumnya. Sedangkan pasangannya, Karsih, ditinggal mati sang suami.
Yang menarik, sang suami yakni Karsad, masih ingin punya anak setelah mengikuti nikah massal ini. Teati, sang isteri, Karsih mengaku sudah tidak ingin punya anak.
“Nggak mau punya anak lagi, sudah tua,” ucap Karsih.
Kepala Kantor Ururan Agama Kabupaten Brebes, Abdul Wahab, menyampaikan, jika nikah massal baru pertama kali dilaksanakan di lingkungan Kantor Kemerian Agama Kabupaten Brebes.
“Kegiatan nikah massal seperti ini, sebenarnya sesuai Surat Edaran Menteri Agama Nomer 6 Tahun 2025, tentang gerakan sadar pencatatan nikah. Tapi terus terang sejak dua tahun menjabat Kepala Kantor Kementerian Brebes baru kali ini dilaksanakan,” ujar Abdul Wahab.
Abdul Wahab ingin, kegiatan nikah massal yang digelar di Kantor Urusan Agama Jatibarang, Kabupaten Brebres ini, bisa diikuiti oleh Kantor Urusan Agama di seluruh Kabupaten Brebes.
Kepala KUA Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes, Agus Hidayat, mengaku mengalami kesulitan untuk melaksanakan gelaran Semarak Nikah Merdeka ini, karena ada sejumlah kendala. Umumnya karena pasangan yang akan dinikahkan merasa malu lantaran sudah lansia.
“Sebelumnya kami memang melakukan penjajakan ke sejumlah desa, tapi banyak yang enggan karena merasa malu,” ujar Agus.
Sebagai tambahan informasi, Semarak Nikah Merdeka ini tidak dipungut biasa, alias gratis. Semua biaya dari mulai proses pendaftaran hingga busana pengantin pria dan wanitanya juga gratis, bahkan mereka mendapat bingkisan sebagai hadiah pernikahan. (Sup)
Baca Juga: Tragedi Hajatan KDM: 3 Tewas, Pengamat Desak Penyelidikan Hukum