Jabodetabek

Pakar ITB: Tarif Air Jakarta Harus Naik untuk Jamin Ketersediaan Air Bersih

×

Pakar ITB: Tarif Air Jakarta Harus Naik untuk Jamin Ketersediaan Air Bersih

Sebarkan artikel ini
Pakar ITB: Tarif Air Jakarta Harus Naik untuk Jamin Ketersediaan Air Bersih
Pakar Bioteknologi Lingkungan dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Firdaus Ali/dok.Editor Indonesia-HO

Editor Indonesia, Jakarta – Pakar Bioteknologi Lingkungan dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Firdaus Ali, menegaskan bahwa penyesuaian tarif air di Jakarta adalah langkah yang tak terhindarkan untuk memastikan kelangsungan penyediaan air bersih di ibu kota.

Firdaus, yang turut menyusun visi-misi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, Pramono Anung dan Rano Karno, mengungkapkan bahwa cakupan layanan air minum perpipaan di Jakarta baru mencapai 44 persen. Untuk mencapai 100 persen, dibutuhkan investasi besar dalam infrastruktur air.

Pendiri dan Ketua Indonesia Water Institute itu menekankan bahwa penyesuaian tarif sebaiknya difokuskan pada sektor komersial dan industri yang selama ini menikmati tarif air yang relatif rendah.

“Tarif untuk sektor komersial bisa dinaikkan hingga tiga kali lipat guna mengurangi ketimpangan dalam distribusi air,” kata Firdaus dalam keterangannya kepada wartawan, yang dikutip Kamis (6/2/2025).

Pengurangan Kebocoran dan Inovasi Teknologi

Selain tarif, Firdaus juga menyoroti tingginya tingkat kebocoran air di Jakarta yang mencapai 47 persen. Menurutnya, PAM Jaya harus segera mengambil langkah konkret untuk menurunkan angka tersebut demi efisiensi distribusi air.

“PAM Jaya harus kita selamatkan. Tingkat kebocoran yang 47 persen harus kita turunkan secepat mungkin,” ujarnya.

Firdaus juga menyoroti pentingnya inovasi dalam sektor penyediaan air, termasuk pemanfaatan kapasitas air tambahan dari sumber baru seperti SPAM Jatiluhur I. Dengan pasokan tambahan ini, ia berharap pelayanan air minum di Jakarta bisa segera ditingkatkan.

Larangan Penggunaan Air Tanah

Terkait penggunaan air tanah dalam yang masih marak terjadi di Jakarta, Firdaus mengungkapkan keprihatinannya. Menurutnya, meskipun regulasi sudah ada, masih banyak pihak yang melakukan eksploitasi air tanah secara berlebihan, yang berisiko menyebabkan penurunan permukaan tanah dan krisis air.

“Jika pengambilan air tanah dalam tidak dikendalikan, dampaknya akan memperburuk kondisi lingkungan. Jakarta bisa tenggelam akibat eksploitasi air tanah yang terus-menerus,” tegasnya.

Kebijakan Penyesuaian Tarif

Sebelumnya, Direktur Utama Perumda PAM Jaya, Arief Nasrudin, menjelaskan bahwa penyesuaian tarif air telah diatur dalam Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 730 Tahun 2024 tentang Tarif Air Minum Perumda PAM Jaya.

Menurutnya, kebijakan ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pemenuhan air minum yang merata pada 2030. Selain membangun infrastruktur jaringan perpipaan, PAM Jaya juga mengadopsi teknologi inovatif dan kerja sama sinergis untuk mempercepat cakupan layanan air minum bagi seluruh warga Jakarta.

Arief menambahkan bahwa tarif air minum di Jakarta tidak mengalami perubahan selama 17 tahun terakhir, sementara biaya operasional terus meningkat. Berdasarkan standar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), kebutuhan pokok air minum per kepala keluarga ditetapkan sebesar 10 meter kubik per bulan.

“Jika pelanggan rumah tangga menggunakan air secara bijak dengan konsumsi 10 meter kubik, maka tidak akan ada perubahan tarif yang dirasakan karena tarif untuk kebutuhan 0-10 meter kubik tetap sama,” jelas Arief, Kamis (26/12/2024).

Ia juga mengungkapkan bahwa pelanggan sosial atau kategori K-1 dengan pemakaian hingga 10 meter kubik justru mengalami penurunan tarif. Sementara itu, bagi kelompok pelanggan lainnya, tarif akan tetap sama dengan skema progresif yang diterapkan untuk konsumsi lebih dari 10 meter kubik hingga 20 meter kubik dan di atas 20 meter kubik.

“PAM Jaya berkomitmen untuk memberikan layanan yang lebih baik serta mendukung program pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan air minum bagi seluruh masyarakat Jakarta secara menyeluruh,” pungkasnya. (Sar)