Editor Indonesia, Kendal – Peningkatan angka pengangguran di Indonesia yang terus berlanjut menjadi perhatian serius. Pemerhati Ketenagakerjaan, Dani Satria, menyerukan kepada pemerintah untuk menggeser fokus strategi penanggulangan masalah ketenagakerjaan ke arah fulfillment karyawan.
Strategi ini menekankan pada pemenuhan kebutuhan tenaga kerja secara langsung dan terukur berdasarkan permintaan aktual dari pemberi kerja (job giver), baik di sektor formal maupun informal.
Dani Satria menjelaskan bahwa strategi hilir ini akan lebih efektif dalam menekan angka pengangguran jika diiringi dengan strategi hulu seperti penguatan iklim investasi dan pembangunan industri.
“Saat ini pemerintah perlu menggeser fokus ke arah strategi fulfillment karyawan. Ini bukan hanya soal membuka lapangan kerja baru, tetapi memastikan bahwa lowongan kerja yang sudah ada benar-benar bisa terisi oleh pencari kerja yang sesuai. Caranya, dengan pendataan real-time kebutuhan tenaga kerja dari pemberi kerja atau job giver, kemudian langsung ditindaklanjuti oleh dinas ketenagakerjaan atau instansi terkait,” ujarnya.
Strategi fulfillment karyawan dinilai relevan untuk menjawab tantangan utama pasar tenaga kerja Indonesia saat ini. Dengan pendataan lowongan kerja (loker) secara berkala dan langsung dari job giver, pemerintah dapat bertindak cepat untuk menyesuaikan program pelatihan, penyediaan tenaga kerja, dan membantu dalam penempatan kerja. Hal ini diharapkan dapat memaksimalkan peluang kerja yang tersedia.
“Strategi fulfillment karyawan akan menstimulasi pemerintah untuk memiliki target serapan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan real time industri. Sehingga program sourcing, rekrutmen, dan pelatihan akan lebih maksimal,” imbuh Dani.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2025 menunjukkan bahwa jumlah pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 7,28 juta orang. Angka ini meningkat sebanyak 38 ribu orang dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan ini disinyalir akibat lambatnya serapan tenaga kerja di beberapa sektor padat karya yang dipicu oleh ketidakpastian ekonomi global dan perlambatan investasi domestik. (RO/Frd)