Editor Indonesia, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah pengangguran di Indonesia per Februari 2024 sebanyak 7,2 juta. Berdasarkan data BPS, ada 214 juta penduduk usia kerja per Februari 2024. Jumlah tersebut meningkat 2,41 juta orang dibanding Februari 2023.
PLT Kepala BPS Amalia Widyasanti mengatakan angka pengangguran masih tinggi karena jumlah angkatan kerja yang muncul tak semuanya terserap atau mendapatkan pekerjaan
“Dari angkatan kerja tersebut, tidak semua terserap di pasar kerja sehingga terdapat pengangguran sebanyak 7,2 juta orang,” kata Amalia, dalam Rilis BPS, Senin (6/5/2024).
Dibanding tahun sebelumnya, jumlah tersebut berkurang sebanyak 0,79 juta orang, atau turun 9,89% (year-on-year/yoy). Dengan demikian, jumlah penduduk yang bekerja mencapai 142,18 juta orang. Jumlah tersebut bertambah sebanyak 3,55 juta orang atau naik 2,56% dibanding Februari 2023.
Secara terperinci, Amalia mengungkapkan bahwa penduduk yang bekerja tersebut terdiri dari pekerja penuh, pekerja paruh waktu, dan setengah pengangguran. Pertama, pekerja penuh tercatat sebanyak 93,27 juta orang. Angka tersebut bertambah 1,11 juta orang atau naik 1,20% dari Februari 2023.
Untuk diketahui, kategori pekerja penuh adalah para pekerja dengan jam kerja maksimal 35 jam seminggu. Kedua, pekerja paruh waktu. Kategori ini merupakan mereka yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu tapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain.
“Sebanyak 36,80 juta orang masuk dalam kategori ini atau turun 0,22%,” imbuhnya. Ketiga adalah setengah pengangguran. Amalia menyebut sebanyak 12,11 juta orang masuk dalam kategori ini. Angka tersebut bertambah 2,52 juta orang atau kira-kira naik 26,28%.
“Mereka yang masuk dalam kategori ini adalah mereka yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu dan masih mencari atau menerima pekerjaan tambahan lainnya,” jawabnya.
Apabila dilihat dari jenis kelaminnya, pekerja laki-laki masih mendominasi sebesar 84,02 persen dan pekerja perempuan 55,41 persen. (Frd)