Editor Indonesia, Jakarta — Perbanas Institute menegaskan posisinya sebagai perguruan tinggi berkelas nasional dengan menyelenggarakan Seminar Nasional Perbanas Institute (SNAP) 2025 pada 19–20 November 2025.
Kegiatan yang digelar di Auditorium Unit III Perbanas Institute dan disiarkan secara hybrid ini berhasil menghimpun lebih dari 300 peserta serta menghadirkan lebih dari 100 karya ilmiah dari akademisi dan praktisi.
Mengusung tema “Transformasi Digital Banking dan Tantangan ESG: Strategi Keuangan Berkelanjutan”, SNAP 2025 menjadi forum ilmiah strategis untuk menjawab dinamika sektor keuangan di tengah transformasi digital dan tuntutan keberlanjutan. Penyelenggaraan tahun ini juga menjadi momentum penting bagi Perbanas Institute setelah meraih Akreditasi Perguruan Tinggi Unggul dari BAN-PT pada 3 November 2025.
Kolaborasi Lintas Sektor Hadapi Tantangan Ekonomi Digital
SNAP 2025 mempertemukan akademisi, regulator, pelaku industri, hingga praktisi lintas disiplin untuk membahas isu krusial mulai dari stabilitas jasa keuangan di tengah ketidakpastian global, perkembangan digital banking dan fintech, green finance, hingga urgensi penerapan ESG di sektor perbankan.
Rangkaian kegiatan terdiri dari seminar nasional, diskusi panel, serta sesi paralel call for papers dengan berbagai conference tracks seperti keuangan, manajemen, pemasaran, dan teknologi informasi. Model konferensi ini diharapkan menghasilkan kontribusi akademik yang memperkaya wacana publik mengenai transformasi digital dan keuangan berkelanjutan.
PkM sebagai Pilar Kontribusi Sosial
Pada hari kedua, SNAP 2025 juga menampilkan program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM). Beragam proyek dipresentasikan, mulai dari pemberdayaan UMKM, literasi keuangan, hingga inovasi digital berbasis teknologi. Perbanas Institute menegaskan bahwa kontribusi sosial merupakan bagian integral dari tanggung jawab institusi berakreditasi Unggul.
Sementara itu, Rektor Perbanas Institute, Prof. Dr. Ir. Hermanto Siregar, M.Ec, menegaskan bahwa predikat Akreditasi Unggul bukan sekadar pencapaian administratif, melainkan jaminan mutu pembelajaran bagi mahasiswa.
“Akreditasi itu jaminan mutu. Jika akreditasinya baik, kualitasnya baik. Ini menjadi modal dasar bagi Perbanas Institute untuk terus meningkatkan bahan ajar agar relevan dengan industri keuangan dan perbankan,” ujar Hermanto.
Ia menambahkan bahwa Akreditasi Unggul akan mendorong mahasiswa untuk mengembangkan tiga aspek utama: kemampuan teknis, jejaring profesional yang kuat, serta pengalaman magang yang relevan.
“Untuk mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi misalnya, kemampuan analisis data, pengolahan data, hingga pengembangan sistem harus diperdalam sesuai kebutuhan industri,” tambahnya.
Senada dengan Rektor Perbanas, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Perencanaan, Prof. Dr. Harya Damar Widiputra, S.T., M.Kom., IPM, menegaskan bahwa Akreditasi Unggul menjadi legitimasi kualitas lulusan Perbanas Institute. Ia menjelaskan bahwa kurikulum kampus juga telah bertransformasi ke sistem Outcome Based Education (OBE).
“Sebelumnya pendidikan berfokus pada materi apa yang diberikan. Sekarang dengan OBE, kami melihat kompetensi dan keahlian apa yang dibutuhkan mahasiswa untuk siap bersaing di dunia profesional,” tuturnya.
Forum Nasional Penopang Transformasi Keuangan
Dengan antusiasme peserta luring dan daring, SNAP 2025 diharapkan memperkuat praktik keuangan yang inklusif, inovatif, dan bertanggung jawab. Melalui publikasi ilmiah, diskusi kebijakan, dan perluasan jejaring profesional, Perbanas Institute menegaskan bahwa predikat Akreditasi Unggul bukan sekadar simbol prestasi, tetapi komitmen untuk menghadirkan kepemimpinan akademik yang berkelanjutan.
Sebagai institusi pendidikan yang terus berkembang, Perbanas Institute menargetkan SNAP sebagai agenda tahunan untuk menghasilkan rekomendasi strategis dan mendorong kolaborasi lintas sektor, khususnya dalam ranah digital banking dan keuangan berkelanjutan. (RO/Frd)
