Internasional

Pengusaha AS Menekan Pejabat Setop Demo Pro Palestina

×

Pengusaha AS Menekan Pejabat Setop Demo Pro Palestina

Sebarkan artikel ini
Pengusaha Menekan Pejabat Setop Demo Pro Palestina di AS
Protes mahasiswa pro Palestina di Universitas California, AS dihalau polisi/dok.tangkapan layar TV7

Editor Indonesia, AS – Kalangan pengusaha Amerika Serikat (AS) diketahui merancang upaya menekan pejabat setempat agar membubarkan pengunjuk rasa pro Palestina. Mereka gusar dengan aksi unjuk rasa yang marak di sejumlah perguruan tinggi ternama di AS.

Hal tersebut diketahui dari informasi dalam perbincangan di grup WhatsApp pengusaha, yang bocor ke publik Amerika Serikat (AS). Isinya sejumlah pengusaha kondang yang berpengaruh mendiskusikan cara untuk menekan pejabat setempat agar membubarkan pengunjuk rasa pro Palestina dengan berbagai cara.

Sejumlah pengusaha berpengaruh itu mendorong Wali Kota New York, Eric Adams agar menggunakan polisi untuk menindak mahasiswa pengunjuk rasa pro Palestina di Universitas Columbia. Jutawan yang menyatakan dukungan kepada Israel itu juga memberikan uang kepada politisi setempat dan membiayai penyelidik swasta untuk membantu membubarkan demonstran pro Palestina.

Bocoran informasi itu diberitakan The Washington Post pada Kamis (16/5/2024). Disebutkan pula, sejumlah jutawan berusaha mempengaruhi persepsi publik mengenai penyerangan Israel ke Gaza dan Raffah, Palestina. Mereka membahas cara untuk mendorong wali kota dan rektor universitas setempat untuk mengakhiri unjukrasa.

Dari fakta yang dirangkum, rencana para pengusaha tersebut berhasil dijalankan. Sayangnya, justru menimbulkan kritik dan reaksi keras masyarakat karena kerasnya tindakan polisi dalam mengatasai aksi massa aksi pro Palestina.

“Salah satu anggota grup obrolan WhatsApp mengatakan kepada The Washington Post bahwa dia menyumbangkan US$2.100, batas maksimum yang sah, kepada Adams pada bulan itu,” ungkap percakapan di grup tersebut, tulis The Washington Post yang dilansir dari Aljazeera, Jumat (17/5/2024).

“Beberapa anggota juga menawarkan untuk membayar penyelidik swasta untuk membantu polisi New York dalam menangani protes, isi obrolan menunjukkan sebuah tawaran yang dilaporkan oleh anggota kelompok dalam obrolan yang diterima Adams,” jelas laporan The Washington Post.

Tulisan di The Washington Post ini muncul seiring dengan tindakan refresif dan kekerasan di universitas-universitas AS terhadap aktivis pro Palestina. Aksi yang menodai label negara demokrasi itu meningkatkan kekhawatiran atas penindasan terhadap ekspresi politik di AS.

Sejumlah universitas telah berhasil melakukan negosiasi dengan mahasiswa, yang menyerukan divestasi perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam perang Israel di Gaza dan boikot terhadap institusi-institusi Israel.

Perbincangan di grup WhatsApp yang dikutip oleh The Washington Post diantaranya adalah pengusaha terkemuka seperti mantan CEO Starbucks Howard Schultz, pendiri dan CEO Dell Michael Dell, manajer Hedge Fund Bill Ackman dan Joshua Kushner, saudara dari menantu mantan Presiden Donald Trump dan penasihat di bidang bisnis, Jared Kushner.

Kemudian jutawan pendiri perusahaan makanan ringan Daniel Lubetzky, manajer Hedge Fund Daniel Loeb, pengusaa Len Blavatnik dan investor real estat Joseph Sitt. Mereka diketahui mengadakan video call dengan Wali kota Adams pada 26 April lalu.

Pengusaha yang mendukung tindakan keras terhadap pro Palestina tersebut mengatakan, segala upaya diperlukan untuk menjamin keselamatan para pelajar Yahudi. Beberapa di antara mereka merasa tidak nyaman dengan retorika anti Israel dalam unjuk rasa tersebut.

Sebaliknya, para pelajar pro Palestina yang berasal dari kelompok Yahudi menanggung beban terberat dari tindakan tersebut. Mereka yang pro Palestina mengalami kekerasan saat melakukan demontrasi di AS dan menyatakan kekhawatiran atas kekerasan oleh pihak berwenang terus berlanjut.

Awal pekan ini, sebuah serikat pekerja yang mewakili sekitar 48.000 mahasiswa pascasarjana di California, mengizinkan pemogokan atas perlakuan terhadap mahasiswa pengunjuk rasa di universitas-universitas seperti Universitas California di Los Angeles (UCLA), dimana massa pro-Israel menyerang massa pro-Palestina. Akibatnya beberapa aktivis pro Palestina terluka dan dirawat di rumah sakit. (Frd)