Editor Indonesia, Jakarta – PT Pertamina Patra Niaga membantah berbagai informasi palsu (hoaks) yang beredar di masyarakat terkait bahan bakar minyak (BBM) dan layanan SPBU. Perusahaan mengimbau masyarakat untuk selalu memverifikasi setiap informasi melalui kanal resmi Pertamina.
Pj Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, dalam keterangan di Jakarta, Senin (6/10), mengatakan banyak disinformasi yang sengaja disebarkan oleh pihak tidak bertanggung jawab dan berpotensi menimbulkan keresahan publik.
“Kondisi ini tidak hanya mencemarkan nama baik Pertamina sebagai BUMN, tetapi juga merugikan pemerintah yang terus berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,” ujarnya.
Roberth kemudian merinci sejumlah isu hoaks yang beredar beserta fakta sebenarnya.
1. Tes RON BBM dengan alat portabel tidak valid
Roberth menjelaskan, beredarnya hasil pengujian angka oktan (RON) BBM dengan alat portabel seperti Oktis-2 tidak dapat dijadikan acuan resmi.
“Metode tersebut tidak sesuai standar internasional. Pengujian resmi RON hanya dapat dilakukan menggunakan mesin CFR (Cooperative Fuel Research Engine) sesuai metode ASTM D2699,” tegasnya.
Mesin CFR adalah satu-satunya alat yang diakui secara global untuk mengukur ketahanan bahan bakar terhadap detonasi (knocking). Sementara alat Oktis-2 hanya mengukur sifat dielektrik bahan bakar, bukan RON, sehingga hasilnya tidak akurat.
2. Isu pembatasan pengisian BBM dan larangan bagi penunggak pajak kendaraan adalah hoaks
Pertamina memastikan tidak ada pembatasan pengisian BBM hingga 7 hari untuk mobil atau 4 hari untuk motor.
“Penyaluran BBM, khususnya subsidi, tetap berjalan sesuai ketentuan pemerintah agar tepat sasaran dan transparan,” kata Roberth.
Kementerian ESDM juga telah mengonfirmasi hal tersebut melalui juru bicaranya.
3. Video kebakaran SPBU akibat kebijakan pembatasan BBM adalah rekaman lama
Video yang sempat viral di media sosial ternyata merupakan peristiwa lama, yakni kebakaran SPBU di Aceh pada tahun 2024, bukan akibat kebijakan baru Pertamina.
4. Video masyarakat ‘menggeruduk SPBU’ di Lumajang juga hoaks
Menurut Roberth, kejadian sebenarnya adalah keributan kecil saat acara karnaval di Desa Sentul, Lumajang, 17 September 2025. Hujan deras membuat penonton berdesakan berteduh di area SPBU yang sudah tutup.
“Keributan terjadi karena pengaruh minuman keras, bukan karena layanan SPBU. Tidak ada penjarahan maupun kerusakan,” jelasnya.
Roberth menegaskan, Pertamina Patra Niaga terus mengawasi peredaran disinformasi di media sosial, termasuk hoaks terkait pembatasan pembelian BBM, rekrutmen fiktif, hingga pengujian BBM oleh pihak tidak berwenang.
“Kami mengimbau masyarakat selalu memeriksa kebenaran informasi melalui kanal resmi Pertamina, seperti Pertamina Call Center 135 atau akun media sosial resmi perusahaan,” pungkas Roberth. (RO/Did)
Baca Juga: Pertamina Bakal Jual Pertamax Green 95 di Jawa Tengah











