Editor Indonesia, Pandeglang – Petani milenial, Muhammad Teguh Arrosid, berusia 22 tahun dari Pandeglang, Banten, telah menemukan cara inovatif untuk mengubah bunga telang menjadi sumber penghasilan yang menggiurkan. Dengan kecerdasannya, Teguh berhasil mengubah bunga telang yang dulunya hanya dianggap tanaman biasa, menjadi produk bernilai ekonomis tinggi.
Melalui usahanya yang gigih, ia kini mampu meraup omzet hingga Rp20 juta per bulan. Tepat di usia yang masih muda, Teguh telah membuktikan bahwa kreativitas dan tekad dapat membuka peluang besar, bahkan dari sesuatu yang sederhana seperti bunga telang.
Petani milenial Pandeglang ini telah mengubah pekarangan rumahnya menjadi ladang emas hijau. Dari kebunnya yang dipenuhi bunga telang, ia memetik hingga 5 kilogram bunga setiap harinya. Namun, bukan sekadar memetik, Teguh dengan cerdik mengolah bunga telang ini menjadi berbagai produk minuman yang menggugah selera.
Dengan sentuhan inovatifnya, bunga-bunga telang ini disulap menjadi teh celup dan teh tubruk yang memiliki cita rasa unik dan khas. Minuman-minuman ini tidak hanya menyegarkan, tetapi juga penuh manfaat kesehatan, menjadikannya favorit di kalangan konsumen yang mencari sesuatu yang berbeda dan menyehatkan. Karya Teguh dari halaman rumahnya ini kini telah menembus pasar, menunjukkan bahwa kreativitas dapat membawa kesuksesan dari tempat yang paling sederhana.
“Dalam sehari kami mampu memanen sebanyak 5 kilogram bunga telang yang diolah menjadi 50 bungkus aneka minuman teh celup dan tubruk,” kata Arrosid di Kampung Curuggaru, Desa Kadugemblo, Kecamatan Kaduhejo, Pandeglang, Ahad (16/6/2024).
Bunga telang yang diolah oleh Muhammad Teguh Arrosid bukan hanya indah dipandang, tetapi juga bernilai ekonomi tinggi. Dengan harga Rp6.000 per botol dan Rp17.000 per bungkus, produk-produk minuman dari bunga telang ini terjual laris manis di pasaran. Kehebatan Teguh dalam memanfaatkan kekuatan teknologi dan pemasaran daring telah membuka pintu kesuksesan yang luas. Melalui platform online shop, produk inovatifnya telah merambah pasar nasional, menjangkau pelanggan dari Aceh hingga Bali, Makassar, Medan, Kalimantan, dan Bogor. Setiap botol dan bungkus minuman dari bunga telang ini bukan hanya sekadar produk, tetapi juga cerita sukses seorang petani milenial yang menginspirasi dengan kegigihan dan kreativitasnya.
“Dalam sebulan kita mampu menjual olah bunga telang kurang lebih sebanyak 500 sampai 1.500 per bungkus dan botol,” ungkap Arrosid, dikutip dari LKBN Antara.
Dari hasil olahan bunga telang, Arrosid mengaku berhasil meraup omzet hingga Rp20 juta perbulan. Dengan memberdayakan petani setempat untuk membantu melakukan budidaya dan mengolah tanaman bunga telang.
Arrosid yang kini masih menempuh pendidikan di Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa mengaku berbekal pengetahuan tentang produk herbal tanaman bunga telang dari hasil yang dipelajarinya selama kuliah.
Atas keberhasilannya dalam mengolah bunga telang Arrosid juga terpilih sebagai Young Ambassador Agriculture 2023 Kementerian Pertanian.
Pemuda kelahiran 18 April 2002 ini telah merintis dan menekuni sebagai petani muda dan berwirausaha sejak 2021. Sejak saat itu telah aktif sebagai pemateri, narasumber maupun guru tamu diberbagai kegiatan terkait dengan isu pembangunan pertanian, UMKM dan wisata di Provinsi Banten.
“Bunga telang memiliki banyak manfaat diantaranya meredakan stres, melancarkan haid, obat diabetes, maupun sebagai obat penurun berat badan dengan cara meminumnya dalam sehari sekali,” ujar dia. (Jio)











