Ekonomi

Program Holding UMKM Ditandai Ekspor Perdana Ikan Layur ke China

×

Program Holding UMKM Ditandai Ekspor Perdana Ikan Layur ke China

Sebarkan artikel ini
Ekspor Perdana Ikan Layur ke China, Program Holding UMKM Resmi Dimulai
 Menteri UMKM Maman Abdurrahman melepas ekspor perdana ikan layur sebanyak 27 ton ke Fuzhou, Fujian, China, Rabu (28/5)/dok.Editor Indonesia/HO-Humas

Editor Indonesia, Jakarta — Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman secara resmi melepas ekspor perdana ikan layur sebanyak 27 ton ke Fuzhou, Fujian, China. Ekspor senilai sekitar 75.000 dolar AS ini menjadi bagian dari implementasi awal Program Holding UMKM, khususnya pada klaster kelautan dan perikanan.

Langkah ekspor ini menjadi tonggak penting dalam peluncuran Program Holding UMKM Klaster Kelautan dan Perikanan, yang digelar di Jakarta, Rabu (28/5). Menteri Maman menyebut program ini sebagai strategi nasional untuk meningkatkan kontribusi UMKM terhadap perekonomian dan membuka akses mereka ke pasar global.

“Klaster kelautan dan perikanan yang menjadi pilot project Program Holding UMKM memiliki nilai ekonomi strategis, khususnya dalam pemanfaatan hasil laut untuk ekspor,” kata Maman dalam sambutannya yang dikutip Kamis (29/5/2025)

Ia menegaskan bahwa Program Konsorsium UMKM merupakan program unggulan Kementerian UMKM yang dibangun berdasarkan pendekatan klaster untuk memperkuat posisi UMKM dalam rantai pasok industri besar.

“Sebagai inisiasi awal, kami telah menugaskan Deputi Bidang Usaha Menengah untuk mengidentifikasi 10 sektor prioritas. Salah satu sektor yang bisa menjadi benchmark dalam ekosistem rantai pasok adalah sektor otomotif,” jelasnya.

Namun, Menteri Maman menekankan bahwa keberhasilan Program Holding UMKM tidak berhenti pada peluncuran semata, tetapi pada bagaimana masing-masing klaster dapat tumbuh dan naik kelas secara berkelanjutan.

“Harapannya, seluruh sektor strategis mampu membangun ekosistem kemitraan yang tidak hanya menciptakan nilai tambah, tetapi juga membuka lapangan kerja baru,” ujarnya.

Lebih lanjut, Maman menjelaskan bahwa ide dasar Program Holding UMKM lahir dari keprihatinan terhadap masih rendahnya daya ungkit UMKM akibat kurangnya konektivitas dengan industri besar.

“Karena itu, kami mendorong terbentuknya Closed Loop Business Ecosystem, di mana UMKM terhubung langsung dalam rantai pasok industri besar melalui kemitraan. Ini sejalan dengan visi pembangunan dalam dokumen Asta Cita,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Kementerian UMKM menandatangani Nota Kesepahaman dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI terkait penyediaan layanan perbankan untuk mendukung implementasi Program Holding UMKM.

Menteri Maman juga mengajak seluruh stakeholder untuk berkomitmen menjadi bagian dari penguatan UMKM.

“UMKM adalah pahlawan ekonomi bangsa yang mengelola sumber daya dari hulu ke hilir. Sudah saatnya mereka mendapat pelindungan, kemudahan, dan pemberdayaan sesuai amanat undang-undang,” tegasnya. (Har)