Editor Indonesia, Jakarta – Raja Yordania, Abdullah, menjalin pembicaraan via telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk membicarakan tentang peningkatan eskalasi konflik di Timur Tengah usai serangan udara Iran ke Israel, Minggu (14/4).
Mengutip dari Reuters, Raja Abdullah mengatakan eskalasi yang berkelanjutan dari Israel hanya akan memperluas konflik. Dia menegaskan Yordania tidak akan menjadi arena perang.
“Eskalasi yang dilakukan Israel hanya akan memperluas lingkaran konflik,” katanya.
Terpisah, Perdana Menteri Yordania Bisher Khasawneh mengatakan setiap eskalasi di wilayah tersebut akan mengarah pada ‘jalan yang berbahaya’. Dalam sambutannya kepada kabinet, Khasawneh mengatakan angkatan bersenjata negara itu akan menghadapi segala upaya pihak mana pun yang berupaya membahayakan keamanan kerajaan.
“Semua pihak harus bertindak secara bertanggung jawab dan menahan diri…dan tidak terseret ke dalam eskalasi yang pasti akan menimbulkan konsekuensi berbahaya,” kata Khasawneh.
Iran memulai serangan udara pada Sabtu lalu terhadap Israel sebagai pembalasan atas serangan udara Israel pada 1 April terhadap fasilitas diplomatiknya di ibukota Suriah, Damaskus.
Serangan Israel tersebut menewaskan sedikitnya tujuh anggota Korps Garda Revolusi Islam Iran, termasuk dua jenderal utama.
Teheran menuduh Israel melakukan serangan itu dan berjanji akan membalasnya.
Tel Aviv belum secara resmi mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, namun selama berbulan-bulan telah melakukan sejumlah serangan terhadap sasaran Iran di Suriah. (Frd)