Ragam

Rangkaian Ritual Istimewa Prosesi Ibadah Haji

×

Rangkaian Ritual Istimewa Prosesi Ibadah Haji

Sebarkan artikel ini
Amir Hampir Gagal Haji, Tapi Allah Mengatur — Pesawat Pun Patuh
Jemaah Haji shalat di Masjidil Haram, Mekkah/dok.kemenag

Editor Indonesia, Jakarta – Rangkaian ritual prosesi ibadah haji yang merupakan salah satu rukun Islam yang sangat penting. Hukumnya wajib bagi umat Islam yang mampu secara fisik, rohani maupun materi. Tanpa satu di antaranya, niscaya ibadah haji tidak dapat dilaksanakan.

Maka ada keyakinan bahwa muslimin yang bisa melaksanakannya adalah karena undangan dari Allah SWT. Tidak aneh bila kemudian jemaah calon haji disapa sebagai “tamu Allah”.

Prosesi ibadah haji dimulai dengan niat ihram dari miqat, yang merupakan batas waktu dan tempat untuk memulai ibadah haji.

Setelah itu, jemaah haji melakukan mandi sunnah dan berwudhu sebelum mengenakan pakaian ihram. Dengan pakaian ihram, jemaah mengucapkan niat haji dan memulai perjalanan menuju Arafah sambil membaca talbiyah terus menerus. Yakni:

Labbaikallahumma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk. La syarika laka.

Artinya: “Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu

Di Arafah, jemaah haji melaksanakan wukuf yang merupakan puncak ibadah haji. Untuk tahun ini, puncaknya jatuh pada 15 Juni 2024.

Wukuf adalah berdiam diri di padang Arafah dari tergelincirnya matahari hingga terbit fajar hari berikutnya. Selama wukuf, jemaah melakukan shalat Dzuhur dan Ashar secara qashar dan jamak, mendengarkan khutbah, berdoa, berzikir, dan membaca Al-Quran.

Setelah wukuf, jemaah haji bermalam di Muzdalifah, tempat mereka mengumpulkan batu kerikil untuk melaksanakan ritual lempar jumrah di Mina.

Di Mina, jemaah haji melempar jumrah yang melambangkan penolakan terhadap godaan setan. Ritual ini dilakukan selama tiga hari, dimulai dengan lempar jumrah aqabah pada tanggal 10 Zulhijah, diikuti dengan lempar jumrah ula dan wustha pada hari-hari berikutnya.

Setelah itu, jemaah melakukan tahallul, yaitu mencukur atau memotong sebagian rambut sebagai simbolisasi keluar dari ihram dan kembali ke kehidupan sehari-hari.

Tahapan selanjutnya adalah melaksanakan tawaf ifadah di Masjidil Haram, yang merupakan tawaf mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh putaran. Tawaf ifadah ini diikuti dengan sai, yaitu berjalan bolak-balik antara bukit Safa dan Marwah.

Setelah menyelesaikan sai, jemaah haji kembali ke Mina untuk menginap dan melanjutkan lempar jumrah pada hari-hari berikutnya.

Ibadah haji diakhiri dengan tawaf wada, yaitu tawaf perpisahan di Masjidil Haram. Tawaf wada ini menjadi penutup dari rangkaian ibadah haji, yang menandakan jemaah haji telah menyelesaikan semua prosesi ibadah haji dengan lengkap.

Setiap tahapan dalam ibadah haji memiliki makna dan tujuan spiritual yang mendalam, mengajarkan kesabaran, ketawakalan dan kebersamaan dalam menjalankan perintah Allah SWT. Itulah yang menjadikan ibadah haji istimewa. (Luhur Hertanto/EI-1)