Ekonomi

RAPBN 2026 Sudah Antisipasi Tarif Impor AS Sebesar 19 Persen

×

RAPBN 2026 Sudah Antisipasi Tarif Impor AS Sebesar 19 Persen

Sebarkan artikel ini
RAPBN 2026 Sudah Antisipasi Tarif Impor AS Sebesar 19 Persen
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati (tengah) bersama Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy (kanan) dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (kiri) mengikuti rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (22/7/2025)/Dok.Antara
rapbn 2026

Editor Indonesia, Jakarta – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan memastikan bahwa rancangan anggaran negara tahun 2026 telah memasukkan perhitungan atas kebijakan tarif impor sebesar 19 persen dari Amerika Serikat terhadap produk asal Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu, Febrio Kacaribu, saat menghadiri rapat di Kompleks Parlemen, Kamis (24/7). Menurutnya, seluruh proses penyusunan RAPBN 2026 sudah mempertimbangkan dinamika ekonomi global dan domestik, termasuk kebijakan dagang AS.

“Sudah pasti kami perhitungkan. Dalam pembahasan RAPBN bersama DPR, semua perkembangan global yang bisa berdampak terhadap ekonomi nasional menjadi pertimbangan utama,” ujar Febrio.

Ia juga menekankan bahwa pemerintah selalu bersikap adaptif terhadap berbagai potensi risiko, termasuk kebijakan perdagangan internasional. Menurutnya, hasil negosiasi dagang yang tercapai antara Indonesia dan Amerika Serikat justru memberikan peluang untuk memperkuat sektor manufaktur dalam negeri.

Baca Juga: AS Umumkan Tarif Impor Baru untuk Indonesia Mulai 1 Agustus 2025

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa tarif impor 19 persen yang dikenakan AS merupakan hasil kesepakatan antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden AS Donald Trump. Kesepakatan tersebut bersifat final dan mengikat serta menjadi tonggak penting dalam hubungan bilateral kedua negara.

Meski sempat diproyeksikan tumbuh hanya 4,7 persen, pemerintah kini optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa kembali menyentuh angka di atas 5 persen pada semester kedua tahun 2025, seiring dengan meningkatnya kinerja ekspor dan sektor riil.

Adapun parameter makroekonomi yang telah disepakati sebagai dasar penyusunan RAPBN 2026 antara lain:

  • Pertumbuhan ekonomi: 5,2–5,8 persen
  • Inflasi: 1,5–3,5 persen
  • Nilai tukar rupiah: Rp16.500–16.900 per dolar AS
  • Suku bunga Surat Berharga Negara SBN 10 tahun: 6,6–7,2 persen
  • Harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Oil Price/ICP): 60-80 dolar AS per barel
  • Lifting minyak: 605–620 ribu barel per hari
  • Lifting gas: 953–1.017 ribu barel setara minyak per hari

Seluruh indikator tersebut menjadi pijakan utama dalam pembahasan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2026 serta penyusunan final RAPBN oleh pemerintah. (Did)

Baca Juga: Imbas Tarif Trump, Indonesia Impor Gandum dan Kacang Kedelai dari AS