Editor Indonesia, Brebes – Ratusan warga Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, mendeklarasikan pembentukan Pam Swakarsa di Kantor Pemerintahan Terpadu (KPT) Pemkab Brebes, Senin (1/9/2025) sore.
Gerakan ini lahir dari keresahan masyarakat pasca kerusuhan 30 Agustus yang dinilai mengganggu stabilitas lokal dan menimbulkan kekhawatiran akan munculnya aksi kekerasan di ruang publik.
Bupati Brebes Paramitha Widya Kusuma yang hadir langsung menyambut aspirasi warga. Menurutnya, inisiatif ini mencerminkan kesadaran kolektif masyarakat akan pentingnya menjaga ketertiban bersama.
“Mereka ikut prihatin, mereka mengungkapkan keresahan. Warga Brebes menginginkan kedamaian dan persatuan,” ujar Paramitha.
Dukungan serupa disampaikan Komandan Kodim 0713/Brebes Letkol Inf. Sapto Broto. Ia menekankan pentingnya sinergi masyarakat dan aparat untuk mencegah potensi konflik.
“Kita samakan persepsi untuk bersama-sama menjaga kondusivitas. Kalau bukan kita yang menjaga Brebes, lalu siapa lagi,” tegasnya.
Kapolres Brebes AKBP Lilik Ardhiansyah juga menilai gerakan ini sebagai bukti nyata bahwa keamanan bukan hanya tugas aparat, melainkan tanggung jawab bersama.
“Kalau kita kompak, Forkompinda lengkap bisa kompak, dari atas sampai bawah bisa kompak. Maka, Brebes aman dengan kita yang kompak,” kata Lilik.
Pam Swakarsa Brebes beranggotakan berbagai elemen lokal, mulai dari Pemuda Pancasila, Banser, tokoh masyarakat, hingga komunitas pemuda. Koordinator aliansi, Budi Raharjo, menegaskan bahwa aksi anarkis yang merusak fasilitas umum beberapa waktu lalu bukan dilakukan oleh warga Brebes.
“Mereka yang merusak fasilitas umum itu bukan warga Brebes. Warga Brebes sendiri menginginkan daerahnya damai, tidak ada tindakan anarkis, dan tidak ada perusakan fasilitas yang dibangun dari uang pajak,” ujar Budi.
Dengan deklarasi ini, warga berharap Brebes tetap menjadi wilayah yang aman, kondusif, dan bebas dari potensi konflik. (Sup)
