NasionalPolitik

Reshuffle Kabinet di Penghujung Masa Jabatan, Jokowi: Saya kan Sudah Ngomong…

×

Reshuffle Kabinet di Penghujung Masa Jabatan, Jokowi: Saya kan Sudah Ngomong…

Sebarkan artikel ini
Apakah Jokowi Layak Disebut Pemimpin Korup, Pelanggar Hukum dan HAM Terorganisir, Ini kata YLBHI
Presiden Joko Widodo dan ibu negara/dok.seskab

Editor Indonesia, Jakarta – Reshuffle Kabinet di periode masa jabatan Joko Widodo sebagai Presiden RI akan resmi berakhir pada 20 Oktober 2024 pagi, akan dilakukan kembali.

Di penghujung periode pemerintahannya, Jokowi sapaan Joko Widodo kembali merombak kabinet, yang efektifitas kerja dari pejabat baru dipertanyakan dapat optimal dalam waktu tugas yang tersisa tiga bulan.

“Saya kan sudah ngomong dari dulu, kalau diperlukan (reshuffle kabinet) bisa terjadi,” kata Jokowi menjawab keraguan tersebut.

Dia menegaskan bahwa periode masa pemerintahan yang tinggal tiga bulan lagi, bukan berarti dirinya tidak lagi memiliki hak prerogatif terhadap kabinet.

“Saya masih punya hak prerogatif,” tegasnya dalam keterangan pers di Training Center PSSI Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Selasa (13/8/2024).

Yang diganti dan penggantinya

Pada reshuffle kabinet kali ini -yang boleh jadi bukan yang terakhir- ada tiga menteri yang hendak Jokowi copot.

Mereka adalah;
– Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly (kader PDIP)
– Menteri ESDM, Arifin Tasrif (pejabat karir/non-parpol)
– Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia (kader Golkar)

Pejabat penggantinya adalah;

  •  Menteri Hukum dan HAM Supratman Andi Atgas (kader Gerindra). Supratman merupakan anggota DPR periode 2019-2024 yang menjabat sebagai Ketua Badan Legislasi DPR.

Pada 6 Agustus lalu dia digantikan oleh Wihadi Wiyanto.

Pencopotan terhadap Yasona Laoly disebut-sebut sebagai dampak ikutan dari retaknya hubungan antara Jokowi dengan Ketum PIPD Megawati Soekarnoputri yang mengusungnya di Pilpres 2014 dan Pilpres 2019.

  • Menteri ESDM Bahlil Lahadalia (kader Golkar)

Sejak dua pekan lalu, namanya santer disebut-sebut sebagai calon pengganti Arifin Tasrif yang tidak memiliki kekuatan politik pendukungnya.

Partai Golkar sebelumnya diguncang pengunduran diri tiba-tiba Airlangga Hartarto dari posisi sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar.

Dan kandidat calon pengganti yang paling sering disebut namanya adalah Bahlil Lahadalia.

  • Menteri Investasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani.

Rosan adalah mantan Ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024.

Mengingat latar belakangnya di atas, maka pengangkatan Rosan Roeslani sebagai anggota kabinet Jokowi-Ma’ruf seperti tidak memiliki relevansi.

Namun bila merujuk konstelasi politik Pilpres 2024 dan tentu saja hubungan antara Jokowi dengan Gibran, maka pengangkatan Rosan Roeslani sebagai menteri -setidaknya untuk tiga bulan ke depan- pastilah dapat dimaklumi.

Di samping itu ada juriprudensinya, yaitu pengangkatan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono sebagai Menteri ATR/Kepala BPN.

Jabatan tersebut Presiden Jokowi berikan setelah Partai Demokrat yang adalah oposisi terhadap pemerintahan Jokowi-Ma’ruf, bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk mengusung Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024.

Jauh sebelumnya ada pengangkatan Ketum DPP PAN Zulkifli Hasan sebagai Menteri Perdagangan RI menggantikan M. Luthfi.

Pengangkatan tersebut setelah PAN yang dalam Pilpres 2019 bukan parpol pengusung Jokowi-Ma’ruf, berbalik jadi anggota koalisi pemerintahan Jokowi.

Pola yang sama

Bila merujuk profil para menteri yang akan diganti dan para calon penggantinya, ada kesamaan pola dengan reshuffle kabinet sejak periode pertama pemerintahan Jokowi.

Para menteri yang dicopot adalah sosok tanpa dukungan politik atau back-up kekuatan tertentu yang dapat memuluskan langkah pemerintahan Jokowi.

Contohnya adalah pencopotan Anies Baswedan yang adalah jubir Tim Pemenangan Jokowi dalam Pilpres 2014 sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) RI pada 27 Juli 2016.

Posisinya di Kabinet Kerja diganti oleh Muhadjir Effendy, yang walaupun juga bukan kader partai politik namun mewakili ormas Muhammadiyah.

Muhajir Effendi yang kini menjabat Menko Kesra adalah mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (2000–2016) dan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Pendidikan dan Kebudayaan.

M. Luthfi yang Jokowi copot sebagai Menteri Perdagangan RI pada 2022 juga bukan kader partai politik.

Dia adalah seorang pengusaha yang sempat memimpin HIPMI dan menjabat sebagai Menteri Perdagangan RI pada periode pertama pemerintahan Susilo B. Yudhoyono.

Selanjutnya tugas negara yang diembankan kepadanya adalah menjadi Duta Besar RI untuk Jepang dan selanjutnya Amerika Serikat.

Jokowi mencopot M. Luthfi sebagai Menteri Perdagangan RI menyusul kasus kelangkaan minyak goreng dan tata niaga ekspor kelapa sawit yang belakangan diduga sebagai faktor penyebab mundurnya Airlangga Hartarto sebagai Ketum DPP Partai Golkar.

Namun demikian Airlangga Hartarto yang masih aktif sebagai Menko Perekonomian RI, tidak disebut-sebut sebagai salah satu menteri yang pagi ini akan dicopot oleh Presiden Jokowi. (Luhur Hartanto/A-1)

Baca Juga:  Jelang lengser, Jokowi Ganti 3 Menteri & Angkat 3 Pejabat Baru