Nasional

Ribuan Jemaah Padati Masjid JIC di Idul Adha 2025, 161 Kurban Disalurkan

×

Ribuan Jemaah Padati Masjid JIC di Idul Adha 2025, 161 Kurban Disalurkan

Sebarkan artikel ini
Ribuan Jemaah Padati Masjid JIC di Idul Adha 2025, 161 Kurban Disalurkan
Suasana shalat Idul Adha 1445/2025 di Masjid Raya Jakarta Islamic Centre, Jumat (6/6/2025)/dok. Editor Indonesia/HO-humas
Shalat Idul Adha 2025 di Masjid Raya Jakarta Islamic Centre (JIC)

Editor Indonesia, Jakarta — Sekitar 20 ribu jemaah memadati Masjid Raya Jakarta Islamic Centre (JIC), Koja, Jakarta Utara, untuk menunaikan shalat Idul Adha 1446 Hijriah/2025 Masehi pada Jumat (6/6/2025). Sebagian besar jemaah bahkan datang sejak pagi buta demi mendapatkan posisi strategis di dalam maupun halaman masjid.

Kepala Divisi Takmir Masjid Raya JIC, KH Ibnu Abidin, Lc, mengungkapkan bahwa jumlah jemaah shalat Idul Adha biasanya lebih banyak dibandingkan saat Idul Fitri. Hal ini disebabkan karena lebih sedikit warga yang mudik.

“Karena tidak banyak yang pulang kampung, maka mereka memilih shalat Idul Adha di Jakarta Islamic Centre,” ujar Kiai Ibnu Abidin usai pelaksanaan shalat.

Lebih lanjut, Kiai Ibnu juga melaporkan jumlah hewan kurban yang diterima pihak masjid tahun ini. Tercatat sebanyak 28 ekor sapi dan 133 ekor kambing yang berasal dari para pekurban.

“Seluruh hewan kurban akan disembelih pada Sabtu (7/6/2025). Jumlahnya memang cukup banyak, tetapi kadang masih belum mencukupi untuk kebutuhan masyarakat. Kami berupaya semaksimal mungkin untuk berbagi kepada warga sekitar,” jelasnya.

Shalat Idul Adha kali ini dipimpin oleh khatib Prof. Husnan Bey Fananie, cucu dari Trimurti pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor. Dalam khotbahnya, Prof. Husnan mengangkat keteladanan keluarga Nabi Ibrahim Alaihissalam.

“Setiap Idul Adha, kita kembali diingatkan akan kisah agung keluarga Ibrahim. Ini bukan sekadar cerita, tetapi sumber inspirasi bagi umat manusia sepanjang zaman,” ungkapnya.

Prof. Husnan menguraikan kisah Nabi Ibrahim yang menerima wahyu dalam mimpi agar menyembelih putranya, Nabi Ismail. Perintah tersebut diyakini datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan Ismail pun bersedia menjalankannya.

“Pada 10 Zulhijjah, Ibrahim membawa Ismail untuk dikurbankan. Namun, Allah menggantinya dengan seekor kambing sebagai bentuk kasih sayang-Nya,” kata Prof. Husnan.

Ia menekankan bahwa keluarga Nabi Ibrahim merupakan contoh ideal dalam pengabdian dan tauhid. “Ibrahim, Hajar, dan Ismail adalah potret keluarga yang sempurna dalam kepatuhan kepada Allah,” tambahnya.

Menutup khotbah, Prof. Husnan mengajak umat Islam untuk meneladani nilai-nilai luhur dari keluarga Nabi Ibrahim, terutama dalam membangun keluarga yang penuh keteladanan dan menebar kebaikan.

“Bayangkan betapa damainya negeri ini jika setiap keluarga hanya menularkan kebaikan dalam perilaku sehari-hari,” pungkasnya. (RO)