Editor Indonesia, Jakarta – Roy Suryo termasuk salah satu pakar yang mendesak perlunya pemeriksaan otak pemilik akun Fufufafa menggunakan Brain CT Scanner. Karena alat ini bisa menunjukkan detail dari setiap organ tubuh untuk menghasilkan gambar yang lebih jelas dan tepat. Istilah lain untuk CT scan adalah CAT scan, dimana CT merupakan singkatan dari Computerized Tomography scan, sedangkan CAT scan merupakan singkatan dari Computed Axial Tomography scan.
“Bagi saya pribadi alat Brain CT Scan ini bukanlah hal yang baru, karena kebetulan Almarhum Ayah dulu memiliki Rumah Sakit Psikiatri dan Neurologi “Puri Nirmala” di Jogja dan unit khususnya yang terletak di Babarsari memiliki alat ini semenjak 39 tahun lalu. Brain CT Scanner di RS Puri Nirmala unit Babarsari ini harus diakui merupakan pionir di Jogja bahkan diseputar Jateng-DIY saat itu karena Rumah sakit ternama lainnya di DIY (Panti Rapih, Bethesda, Sardjito, PKU Muhammadiyah, belum ada JIH atau RSA, dsb) waktu itu belum memiliki Alat canggih tersebut,” ungkap Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes, nama dan gelar lengkap pemerhati Telematika, Multimedia, AI dan OCB Independen ini, melalui pesan WhatsAppnya kepada editorindonesia.com, Sabtu (21/9/2024).
Pemeriksaan Brain CT scan terhadap otak pemilik akun Fufufafa yang ditengarai telah mengalami kerusakan, menurut Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel baru-baru ini, sesuai dengan statemen Psikolog Elly Risman, merujuk penelitian Dr Donald Hilton Jr, dokter ahli bedah syaraf dari Amerika Serikat. Dimana kerusakan otak akibat pornografi bisa sama dengan kerusakan otak yang diakibatkan kecelakaan berkendara.
Kerusakan otak yang disebabkan pornografi merusak lima bagian otak (bagian lobus Frontal, gyrus Insula, Nucleus Accumbens Putamen, Cingulated dan Cerebellum) yang berperan di dalam kontrol perilaku yang menimbulkan perbuatan berulang – ulang terhadap pemuasan seksual.
Menurut Elly yang juga Ketua Yayasan Kita dan Buah Hati ini, kerusakan otak akibat pornografi sulit untuk dideteksi dengan cara-cara konvensional. Oleh karena itu dibutuhkan alat yang canggih untuk dapat menegakkan kembali kerusakan struktural otak di lima tempat vital, yakni Brain CT Scanner.
“Disinilah sebenarnya fungsi keluarga sebagai penyadar bisa melarang anak-anaknya menonton pornografi yang makin marak di media internet, game online, komik serta handphone berkamera. Larangan tersebut tentu akan mempersempit untuk melihat atau membuat video yang asusila. Namun apa jadinya apabila keluarga Abai atau membiarkan keluarganya hanya bermain PS (PlayStation) dan membaca komik saja, sebagaimana wawancara Najwa Shihab beberapa waktu lalu? Ambyar,” jelas Roy.
Karena dapat merusak lima bagian otak terutama Lobus Frontal yang tepat berada di belakang dahi. Kerusakan fungsi otak tersebut mengakibatkan penurunan kemampuan belajar dan pengambilan keputusan yang menjadi keunggulan manusia sebagai agen perubahan transformasi sosial.
“Inilah yang dikhawatirkan oleh Reza Indragiri bilamana Fufufafa setelah ditest mengalami hal tersebut dan dipercaya mengemudikan kendaraan, meski hanya sebagai Co-Driver, karena bila sewaktu-waktu terjadi “sesuatu” pada Drivernya, maka mau-tak mau suka-tak suka maka Co-Driver-lah yang bertanggungjawab mengemudikan kendaraan tersebut,” kata Roy Suryo mengemukakan alasannya dukung pemeriksaan otak Fufufafa
Secara lebih detail lagi soal bagian-bagian otak di atas, lanjut Roy Suryo, PFC atau Pre frontal cortex merupakan bagian otak yang terletak di belakang dahi yang memiliki fungsi untuk mengatur mengenai pemahaman, logika, konsentrasi, perencanaan, dan sikap kritis seseorang dalam menanggapi suatu hal. Dan jika terjadi kerusakan pada PFC atau kerusakankorteks otak akan beresiko menyebabkan gejala sisa dan mengakibatkan ketidakmampuan atau penurunan nalar manusia.
“Bisa dibayangkan bagaimana jadinya jika benar Fufufafa mengalami kerusakan PFC tersebut? Bahaya besar bagi dirinya dan sialnya lagi bagi Indonesia,” tegas Roy Suryo dukung otak Fufufafa diperiksa Brain CT scanner .
Kecanduan pornografi sebagaimana yang dialami oleh Fufufafa, lanjut Roy, memang dapat memberikan dampak buruk terhadap kesehatan fisik, mental dan sosial seseorang terutama jika dilakukan berlebihan. Disebutkan dalam sebuah penelitian, bahwa seseorang yang sering menonton pornografi memiliki resiko terjadinya atrofi atau penciutan atau pengecilan otak depan. Dimana nantinya kondisi ini dapat memicu timbulnya keadaan yang disebut dengan frontal lobe syndrome yang menimbulkan keluhan berupa perubahan sikap, misalnya terjadi perilaku impulsif, perilaku kompulsif, mood swing, sulit berkonsentrasi dan menjadi sulit ketika akan mengambil keputusan.
Kesimpulannya, kerusakan pada sel-sel saraf di otak ini biasanya bersifat permanen dan akan sulit untuk pulih kembali seperti awal. Begitupun dengan atrofi atau pengecilan atau penciutan pada otak tentu tidak dapat kembali dengan normal dan dapat menimbulkan kelaianan yang permanen.
“Jika keluhan tersebut terjadi maka perlu Psikiater atau Dokter ahli jiwa untuk penanganan lebih lanjut karena hal kecanduan pornografi seperti yang dialami oleh Fufufafa ini memang banyak memberikan dampak buruk bagi Indonesia di masa depan. At last but not least, Pemeriksaan Brain CT Scan untuk Fufufafa yang terbukti kecanduan Pornografi akibat postingan-postingan Mesum dan Kampungannya di KasKus masa lalu, bahkan terakhir juga ditemukan di FormSpring sudah sangat mendesak,” beber Roy Suryo. (Frd)