Editor Indonesia, Jakarta – Krisis government shutdown yang melanda Amerika Serikat (AS) memasuki bulan kedua dan kini menimbulkan dampak serius pada sektor penerbangan nasional. Menteri Transportasi AS, Sean Duffy, menyatakan bahwa pemerintah siap menutup seluruh wilayah udara negara itu apabila kondisi keselamatan penerbangan dinilai sudah tidak lagi terjamin.
“Jika kami menilai situasinya tidak aman, kami akan menutup seluruh ruang udara,” ujar Duffy dalam wawancara dengan CNBC, Senin (3/11).
Meski belum sampai pada tahap tersebut, Duffy mengakui bahwa penutupan pemerintahan telah menambah risiko terhadap sistem penerbangan nasional. Kekurangan staf pengatur lalu lintas udara menjadi persoalan utama yang menyebabkan gangguan masif di berbagai bandara besar.
Sejak penutupan dimulai pada 1 Oktober, Federal Aviation Administration (FAA) terpaksa memperlambat lalu lintas di sejumlah bandara karena banyak petugas yang bekerja tanpa menerima gaji. Pada Minggu malam, FAA bahkan sempat menghentikan sementara penerbangan menuju Bandara Internasional Newark Liberty di dekat New York akibat kekurangan staf.
Menurut data FlightAware, 9% penerbangan di bandara tersebut dibatalkan dan 36% lainnya mengalami keterlambatan. Secara keseluruhan, lebih dari 3,2 juta penumpang telah terdampak pembatalan dan penundaan penerbangan akibat kekurangan tenaga kerja, berdasarkan laporan Airlines for America, asosiasi maskapai penerbangan AS.
Kondisi ini memunculkan kekhawatiran baru di tengah mendekatnya musim perjalanan padat Thanksgiving akhir bulan ini.
“Dengan Thanksgiving — periode perjalanan tersibuk dalam setahun — yang segera tiba, dampak dari penutupan yang berlanjut akan terasa langsung dan mendalam bagi jutaan pelancong Amerika,” tulis US Travel Association dalam surat terbuka kepada anggota Kongres.
Asosiasi tersebut memperkirakan kerugian ekonomi sektor perjalanan AS telah menembus US$4 miliar sejak penutupan pemerintahan dimulai.
FAA juga mengungkapkan bahwa setengah dari 30 fasilitas pengatur lalu lintas udara tersibuk di AS mengalami kekurangan staf. Bahkan, hampir 80% petugas di wilayah New York dilaporkan tidak hadir bekerja pada Jumat lalu.
Akibatnya, lebih dari 6.200 penerbangan tertunda dan hampir 500 dibatalkan dalam satu hari, menurut FlightAware. Data dari perusahaan analitik Cirium turut menunjukkan perlambatan signifikan di bandara-bandara utama seperti Nashville, Orlando, dan Newark, dengan tingkat ketepatan waktu keberangkatan di bawah 80%.
Kinerja penerbangan pada Senin (3/11) sempat menunjukkan perbaikan, namun FAA memperingatkan bahwa penundaan masih mungkin terjadi. Penerbangan menuju Austin diperkirakan mengalami keterlambatan rata-rata 37 menit, sementara beberapa penerbangan ke Dallas Love Field dihentikan sementara karena kekurangan staf. (Her)






