PendidikanRagam

SMA Negeri 1 Bumiayu Gelar Workshop Dolanan Tradisional untuk Tanamkan Nilai Kebersamaan

×

SMA Negeri 1 Bumiayu Gelar Workshop Dolanan Tradisional untuk Tanamkan Nilai Kebersamaan

Sebarkan artikel ini
SMA Negeri 1 Bumiayu Gelar Workshop Dolanan Tradisional untuk Tanamkan Nilai Kebersamaan
Suasana Workshop P5 bertema "Bhinneka Tunggal Ika", di aula SMA Negeri 1 Bumiayu, Brebes, Kamis (6/2)/dok.Editor Indonesia-Supar

Editor Indonesia, Bumiayu – SMA Negeri 1 Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, menggelar workshop Pembelajaran Projek Penguatan Profil Pelajar (P5) bertema Bhinneka Tunggal Ika. Acara yang mengusung topik “Asyiknya Dolanan Tradisional” ini berlangsung di aula sekolah pada Kamis, 6 Februari 2025. Tujuannya adalah mengingatkan generasi muda agar tidak melupakan permainan tradisional.

Workshop yang diikuti oleh seluruh siswa kelas 11 ini juga bertujuan mengembalikan nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan sportivitas melalui permainan tradisional yang mulai terlupakan.

Budayawan Pantura, Atmo Tan Sidik, yang menjadi narasumber utama, menyampaikan bahwa game online dan media sosial telah mengambil alih waktu bermain serta interaksi langsung antarteman. Hal ini tidak hanya mengurangi keterampilan sosial, tetapi juga mengikis nilai-nilai budaya yang seharusnya diwariskan dari generasi ke generasi.

Membangun Karakter Melalui Permainan Tradisional

Menurut Atmo Tan Sidik, SMA Negeri 1 Bumiayu berupaya mengajak siswa kembali ke akar budaya mereka melalui dolanan tradisional. “Dolanan tradisional bukan sekadar permainan, tetapi juga sarana untuk membangun karakter, melatih motorik, dan memperkuat rasa kebersamaan,” ujarnya.

Dalam workshop ini, siswa diajak mempraktikkan berbagai permainan tradisional seperti engklek, gobak sodor, egrang, congklak, dan benthik. “Permainan ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga sarat dengan nilai-nilai luhur seperti kerja sama, kejujuran, dan sportivitas,” jelas Atmo.

Ia menambahkan bahwa dolanan tradisional memiliki dampak positif bagi perkembangan anak. Selain melatih kemampuan motorik, kreativitas, dan empati, permainan ini juga mengurangi ketergantungan pada gawai.

Menjaga Warisan Budaya di Era Digital

“Di tengah arus globalisasi yang semakin deras, upaya SMA Negeri 1 Bumiayu ini patut diapresiasi. Dolanan tradisional bukan sekadar nostalgia, tetapi solusi konkret untuk mengatasi masalah sosial generasi muda,” terang Atmo.

Menurutnya, melalui kegiatan semacam ini, diharapkan nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan sportivitas dapat kembali mengakar dalam kehidupan sehari-hari. “Kita tidak boleh melupakan warisan budaya kita. Dolanan tradisional adalah bagian dari identitas bangsa yang harus kita jaga,” tegasnya.

Dukungan Penuh dari Sekolah

Kepala SMA Negeri 1 Bumiayu, Yuniarso Amirudin, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan upaya sekolah dalam mengatasi kecenderungan individualistik di kalangan generasi muda.

“Kami ingin siswa tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan mampu bersosialisasi dengan baik. Dolanan tradisional adalah cara efektif untuk mencapai itu,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa siswa yang mengikuti workshop terlihat antusias. “Awalnya mereka mengira kegiatan ini akan membosankan, tapi ternyata justru sangat menyenangkan,” jelas Yuniarso.

Workshop ini diharapkan tidak hanya menjadi kegiatan sekali saja, tetapi juga menjadi awal dari gerakan yang lebih besar dalam melestarikan permainan tradisional. “Kami berencana mengadakan festival dolanan tradisional tahunan dan mengajak sekolah-sekolah lain untuk bergabung,” tambahnya.

Salah satu peserta workshop, Hafiz, mengaku baru menyadari bahwa permainan tradisional seperti gobak sodor membutuhkan strategi dan kerja sama tim. “Saya terus terang baru tahu kalau dalam permainan tradisional juga ada unsur gotong royongnya untuk bisa memenangkan permainan,” tuturnya.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan permainan tradisional kembali menjadi bagian dari keseharian siswa dan tetap lestari di tengah kemajuan teknologi. (Sup)