Editor Indonesia, Jakarta — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan anggaran untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat menembus Rp240 triliun pada tahun 2026, seiring dengan perluasan penerima manfaat yang mencakup 82,9 juta siswa, ibu hamil, dan balita di seluruh Indonesia.
Dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran DPR RI, Sri Mulyani menjelaskan bahwa angka tersebut mengalami lonjakan 106,9% dibandingkan proyeksi anggaran MBG tahun 2025 yang diperkirakan sebesar Rp116 triliun. Padahal, alokasi awal pada 2025 hanya direncanakan sebesar Rp71 triliun.
“Outlook anggaran dari mulai Rp71 triliun ke Rp116 triliun. Bahkan kalau keseluruhan program dijalankan penuh, bisa mencapai Rp240 triliun. Ini menjadi belanja yang signifikan dalam postur APBN,” ujar Sri Mulyani, Senin (7/7/2025).
Pemerintah optimistis program MBG akan memberikan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Pada 2025, kontribusi MBG terhadap PDB diperkirakan sebesar 0,29% hingga 0,49%, dan diproyeksikan meningkat hingga 1,03% pada 2026.
Sri Mulyani menuturkan, program MBG dinilai memiliki efek pengganda (multiplier effect), baik dari sisi permintaan maupun pasokan, termasuk dalam rantai distribusi pangan nasional. Selain mendorong konsumsi masyarakat, MBG juga diharapkan mampu meningkatkan kualitas gizi generasi muda.
“Kita harapkan MBG menciptakan efek ganda, baik pada rantai pasok maupun pada masyarakat. Anak-anak yang mengakses makanan bergizi akan menjadi generasi sehat masa depan,” tambahnya.
Namun, jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam program ini diproyeksikan stagnan di angka 1,65 juta orang baik pada 2025 maupun 2026.
Postur Fiskal 2026 dan Kebijakan Pemerintah
Sementara itu, untuk mendukung pembiayaan program besar seperti MBG, pemerintah menyusun postur fiskal 2026 dengan defisit anggaran sebesar 2,48%-2,53% terhadap PDB. Sementara itu, pendapatan negara diperkirakan 11,71%-12,22% terhadap PDB, dan belanja negara berada di kisaran 14,19%-14,75% terhadap PDB. (Did)