Editor Indonesia, Addis Ababa – Pemerintah Sudan kembali menyerukan kepada masyarakat internasional untuk menghentikan aliran senjata kepada kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) serta menetapkannya sebagai organisasi teroris.
Seruan itu disampaikan oleh perwakilan Sudan untuk Uni Afrika, Duta Besar Al-Zain Ibrahim Hussein, dalam konferensi pers di Kedutaan Besar Sudan di Addis Ababa, Ethiopia, pada Selasa (4/11).
Hussein menuding komunitas internasional dan regional telah memfasilitasi kekejaman RSF di berbagai wilayah Sudan, termasuk kota El-Fasher di Darfur Utara, serta kota dan desa lain di Kordofan Utara.
“Kami menyerukan penghentian pelanggaran dengan memutus pendanaan dan jalur pasokan senjata kepada milisi tersebut,” ujar Hussein seperti dikutip kantor berita negara SUNA.
“Dunia harus segera menetapkan RSF sebagai organisasi teroris.” Kata Hussein lebih lanjut
Hussein juga memperingatkan bahwa penggunaan tentara bayaran dan pejuang asing di Sudan dapat memicu penyebaran konflik bersenjata ke negara-negara lain di Afrika. Dalam konferensi tersebut, ia menayangkan rekaman video yang disebutnya sebagai bukti pelanggaran hukum internasional dan kemanusiaan yang dilakukan RSF, termasuk pembunuhan massal terhadap warga sipil tak bersenjata.
RSF dilaporkan merebut El-Fasher pada 26 Oktober, yang kemudian diikuti dengan pembantaian terhadap warga sipil, menurut sejumlah organisasi lokal dan internasional. Penyerangan ini memicu kekhawatiran akan pemisahan geografis Sudan.
Komandan RSF, Mohamed Hamdan Dagalo, sempat mengakui adanya pelanggaran oleh pasukannya di El-Fasher pada 29 Oktober dan menyebut penyelidikan telah dibuka.
Hingga kini, RSF menguasai seluruh lima negara bagian di Darfur, sementara militer Sudan mempertahankan kendali atas sebagian besar dari 13 negara bagian lainnya, termasuk ibu kota Khartoum.
Sejak konflik pecah pada 15 April 2023, pertempuran antara militer dan RSF telah menewaskan ribuan orang dan memaksa jutaan warga mengungsi. Upaya mediasi regional maupun internasional hingga kini belum berhasil menghentikan perang yang menghancurkan Sudan itu. (Her)
Baca Juga: Ustaz Bachtiar Nasir: Tragedi Sudan Lebih Mengerikan dari Gaza
Baca Juga: Otoritas Sudan Akui 2.200 Tewas di Tangan RSF, Al Fasher Jatuh Total








