Editor Indonesia, Bogor – Puluhan peserta yang rata-rata lansia tampak melakukan gerakan senam dengan tempo perlahan di lapangan RW 20, Perumahan Bojong Depok Baru 1 (Gaperi 1), Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis pagi, 24 Oktober 2024. Dipandu oleh instruktur, mereka bergerak dengan penuh kesabaran sesuai arahan pelatih yang mengingatkan peserta untuk fokus pada setiap gerakan.
Iwan Suwandi, pelatih Ling Tien Kung di Sasana Garuda 20 tersebut, menjelaskan bahwa terapi senam ini termasuk jenis latihan tubuh yang bergerak lambat, namun efektif dalam merangsang energi tubuh dan mengaktifkan kembali fungsi organ-organ. Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan vitalitas, kebugaran, dan kekuatan tubuh secara menyeluruh.
Ling Tien Kung, juga dikenal dengan nama senam “Empet-Empet Anus,” merupakan teknik latihan yang memusatkan gerakan pada otot anus. Fokus ini dipercaya dapat menjadi pusat peningkatan kesehatan bagi tubuh secara menyeluruh.
Terapi Ling Tien Kung sendiri dilakukan dengan tahapan yang berkesinambungan, mulai dari gerakan dasar yang bertujuan untuk penyembuhan, peremajaan, dan penyempurnaan tubuh. Dalam setiap tahapan, peserta akan merasakan manfaat berbeda yang secara bertahap meningkatkan kesehatan dan kebugaran mereka.
Salah satu peserta, Ahmad (53 tahun), mengaku telah merasakan manfaat signifikan sejak mengikuti terapi ini selama tiga bulan. Sebelum bergabung, kadar kolesterolnya sering melebihi 250, sedangkan kadar normal seharusnya di bawah 200. Saat kadar kolesterolnya meningkat, ia sering merasa pegal dan terpaksa mengonsumsi obat untuk menurunkan kadar kolesterolnya.
“Setelah rutin mengikuti senam ini dua kali sepekan selama dua bulan, kadar kolesterol saya turun di bawah 200. Tubuh terasa lebih ringan, dan tidur pun jadi lebih nyenyak,” ungkap Ahmad.
Mayoritas peserta memang berusia di atas 50 tahun, namun menurut Iwan Suwandi, senam Ling Tien Kung cocok untuk semua usia. Hanya saja, mungkin anak-anak muda kurang tertarik karena gerakannya yang cenderung lambat.
Gerakan dasar dalam Ling Tien Kung melibatkan kontraksi otot anus dan otot perut, dengan latihan yang tampak sederhana namun bermanfaat. Misalnya, gerakan berjongkok sambil berjinjit, merentangkan tangan ke samping, atau menekuk satu kaki sambil berdiri (seperti bangau), yang keseluruhannya dapat dilakukan tanpa banyak beban fisik tetapi efektif bagi kesehatan tubuh.
Terapi senam ini awalnya diperkenalkan sebagai terapi kesehatan untuk meningkatkan vitalitas dan memperlambat proses penuaan, khususnya bagi orang yang sudah lanjut usia. Terinspirasi dari prinsip-prinsip tradisional, seperti dalam latihan qigong atau tai chi, Ling Tien Kung difokuskan untuk memperbaiki sirkulasi energi tubuh (qi) dengan teknik yang mudah diikuti dan cocok untuk berbagai kalangan, termasuk lansia. (Har)








