Internasional

Thailand Tuding Kamboja Langgar Gencatan Senjata di Perbatasan Phu Makua

×

Thailand Tuding Kamboja Langgar Gencatan Senjata di Perbatasan Phu Makua

Sebarkan artikel ini
Thailand Tuding Kamboja Langgar Gencatan Senjata di Perbatasan Phu Makua
Pemerintah Thailang menuduh Kamboja langgar gencatan senjata/Dok.Ist

Editor Indonesia, Bangkok – Ketegangan antara Thailand dan Kamboja kembali memanas setelah pihak militer Thailand menuduh Kamboja melanggar kesepakatan gencatan senjata yang baru saja diumumkan pada Senin malam (28/7). Tuduhan ini disampaikan oleh Wakil Juru Bicara Tentara Thailand, Ritcha Suksuwanon, seperti dikutip kantor berita AFP, Selasa (29/7).

“Setelah gencatan senjata diumumkan, gangguan dilaporkan terjadi di wilayah Phu Makua yang disebabkan oleh pihak Kamboja, yang menyebabkan baku tembak antara kedua belah pihak dan berlanjut hingga pagi hari,” kata Suksuwanon.

Ia juga melaporkan bahwa bentrokan serupa kembali terjadi di daerah Sam Taet dan berlangsung hingga pukul 05.30 pagi waktu setempat.

“Selain itu, bentrokan juga terjadi di daerah Sam Taet dan berlanjut hingga pukul 05.30 pagi waktu setempat (05.30 WIB),” tambah Suksuwanon.

Ketegangan Perbatasan Thailand-Kamboja Kembali Memuncak

Konflik bersenjata antara kedua negara pecah sejak 24 Juli lalu, menyusul meningkatnya ketegangan di zona perbatasan yang disengketakan. Insiden terbaru ini menjadi lanjutan dari bentrokan yang terjadi pada 28 Mei, yang mengakibatkan satu personel militer Kamboja tewas.

Situasi di wilayah perbatasan kini semakin memprihatinkan, dengan laporan jatuhnya korban sipil di kedua sisi akibat eskalasi yang terjadi selama beberapa hari terakhir.

Gencatan senjata sebelumnya diumumkan secara resmi setelah pertemuan antara Penjabat Perdana Menteri Thailand, Phumtham Wechayachai, dan Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, di Kuala Lumpur. Pertemuan tersebut dimediasi langsung oleh Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim.

Dalam pernyataannya, Anwar menyebut bahwa kedua pihak sepakat untuk menghentikan semua aksi militer mulai Senin (28/7) tengah malam waktu setempat. Namun, tuduhan pelanggaran yang disampaikan oleh pihak Thailand ini bisa menjadi batu sandungan baru dalam upaya diplomasi yang tengah dibangun. (Frd)