Editor Indonesia, Jakarta — Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) menurunkan dua tim Zeni ke kawasan industri Cikande, Kabupaten Serang, Banten, untuk membantu penanganan area yang terkontaminasi radiasi zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137).
Kepala Pusat Zeni Angkatan Darat (Kapusziad) Mayor Jenderal TNI Budi Hariswanto mengatakan, masing-masing tim beranggotakan 22 personel sehingga total sebanyak 44 prajurit dikerahkan ke lokasi.
“Saat ini personel tersebut sedang bekerja di Cikande,” ujar Budi dikutip dari Antara, Rabu (15/10)
Menurutnya, dua tim yang diterjunkan berasal dari Detasemen Zeni Nuklir, Biologi, dan Kimia (Denzipur NUBIKA). Mereka dikirim atas permintaan langsung dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Hanif Faisol Nurofiq.
“Kita memiliki personel dengan kemampuan khusus serta peralatan lengkap yang telah disiapkan oleh negara untuk menangani situasi seperti ini,” tutur Budi.
Baca Juga: Cikande Resmi Ditetapkan Jadi Daerah Terpapar Radiasi Cs-137
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol menargetkan proses dekontaminasi radiasi Cs-137 di kawasan industri Cikande dapat rampung pada Desember 2025. Ia menegaskan, langkah pemerintah tak hanya fokus pada pembersihan fisik area terdampak, tetapi juga memperkuat sistem regulasi agar kejadian serupa tidak terulang.
“Tugas kita bukan hanya mengatasi kontaminasi fisik, tetapi juga membangun fondasi regulasi yang kuat,” kata Hanif seusai apel kesiapsiagaan di Polsek Cikande, Senin (13/10).
Hanif yang juga menjabat Ketua Harian Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Radiasi Radionuklida Cs-137 menjelaskan, hingga kini tim sudah melakukan dekontaminasi di sepuluh titik utama yang terdeteksi. Proses pembersihan dilakukan secara bertahap dalam waktu satu bulan sambil memastikan kondisi lingkungan tetap aman dan terkendali.
Di sisi lain, penegakan hukum juga tengah berjalan untuk menelusuri sumber radiasi yang diduga berasal dari limbah Cs-137 yang tidak semestinya berada di area industri. Pemerintah mendukung langkah aparat dalam mengusut dua potensi sumber utama kontaminasi, yakni dari importasi scrap besi dan baja, serta kemungkinan kebocoran limbah Cs-137 dari aktivitas komersial.
Sebagai langkah antisipatif, pemerintah menghentikan sementara rekomendasi impor scrap besi dan baja dari luar negeri hingga sistem pengawasan dan fasilitas keamanan dinilai memadai.
“Pemerintah telah menghentikan sementara rekomendasi impor scrap besi dan baja dari luar negeri sampai seluruh pihak terkait dapat memastikan sistem pengawasan berjalan maksimal,” tegas Hanif.
Baca Juga: Pemerintah Perketat Proses Dekontaminasi Cesium-137 di Cikande