Editor Indonesia, Taipei – Topan Super Ragasa memicu banjir bandang mematikan di wilayah pedesaan tenggara Taiwan. Otoritas setempat melaporkan sedikitnya 14 orang meninggal dunia dan 124 orang masih dinyatakan hilang, sementara tim penyelamat berpacu dengan waktu untuk menemukan korban yang tertimbun.
Menurut pejabat darurat, sebagian besar korban tewas akibat derasnya hujan yang meluapkan air dari bendungan alami di Sungai Mataian, Hualien. Bendungan tersebut terbentuk akibat longsor dalam beberapa bulan terakhir. Luapan air menghantam permukiman di sekitarnya dan melukai sedikitnya 18 orang.
Diinformasikan, wilayah terdampak telah diguyur hujan deras sejak awal pekan. Badan Meteorologi Taiwan memperkirakan curah hujan dapat mencapai 700 hingga 800 milimeter hingga Kamis, meningkatkan risiko longsor dan banjir susulan.
Topan Ragasa menjadi salah satu bencana terburuk yang melanda Taiwan dalam beberapa tahun terakhir. Tahun lalu, Topan Gaemi menewaskan 16 orang, sementara Topan Morakot pada 2009 merenggut lebih dari 600 jiwa, menjadikannya badai paling mematikan dalam lima dekade terakhir.
Selain Taiwan, Ragasa juga menerjang Hong Kong dengan angin kencang dan hujan deras. Ribuan penerbangan dilaporkan dibatalkan, mengacaukan jadwal transportasi udara di kawasan tersebut.
Pemerintah Taiwan saat ini mengerahkan ribuan personel militer, helikopter, dan perahu karet untuk mempercepat evakuasi serta pencarian korban. Presiden Taiwan menyerukan koordinasi lintas lembaga dan meminta masyarakat tetap waspada terhadap potensi bencana lanjutan. (FRd)












