Editor Indonesia, Jakarta – Ulama nasional dan aktivis pro-Palestina, Ustaz Bachtiar Nasir (UBN), mengecam keras intersepsi Israel terhadap armada kemanusiaan Global Sumud Flotilla (GSF) yang berujung pada penahanan ratusan aktivis internasional di perairan internasional pada Rabu malam (1/10).
UBN, yang juga pembina Global Peace Convoy Indonesia, menegaskan bahwa penangkapan relawan kemanusiaan merupakan bukti nyata kezaliman blokade Gaza yang sudah berlangsung selama 18 tahun.
“Ini tragedi kemanusiaan yang menunjukkan betapa zalimnya blokade Gaza. Penangkapan hampir 500 aktivis dari berbagai bangsa justru membuktikan solidaritas dunia untuk Palestina semakin kokoh. Kami mendesak pemerintah Indonesia, OKI, dan komunitas internasional segera mengambil langkah nyata membebaskan para relawan serta memastikan bantuan kemanusiaan sampai ke rakyat Gaza,” ujarnya di Jakarta, Kamis (2/10).
Sebagai respons atas insiden ini, UBN mengumumkan rencana aksi solidaritas besar-besaran di Indonesia pada 7 Oktober 2025.
“Insya Allah, pada 7 Oktober kita akan turun bersama dalam aksi damai besar-besaran di Indonesia sebagai bentuk dukungan moral bagi para relawan yang ditahan, sekaligus mendesak segera dibukanya blokade Gaza. Aksi ini bukan hanya milik umat Islam, tetapi milik seluruh bangsa Indonesia yang cinta keadilan dan kemanusiaan,” tegasnya.
UBN juga menyerukan agar masyarakat Indonesia memperkuat doa, menjaga semangat solidaritas, dan tidak tinggal diam menghadapi tragedi ini.
“Saya mengajak seluruh umat Islam di Indonesia dan bangsa Indonesia pada umumnya untuk memperbanyak doa, aksi solidaritas, dan dukungan nyata bagi Palestina. Kita buktikan bahwa bangsa Indonesia tetap konsisten bersama perjuangan kemanusiaan dan kemerdekaan Palestina,” ungkap Ketua Umum DPP Jalinan Alumni Timur Tengah Indonesia (JATTI) itu.
Sebelumnya, armada GSF yang terdiri dari 50 kapal dicegat Angkatan Laut Israel sekitar 120 mil laut dari Gaza. Hingga Kamis pagi (2/10), sebanyak 200 aktivis dari 46 negara, termasuk Greta Thunberg dan Mandla Mandela, ditahan setelah 12 kapal dinaiki paksa militer Israel.
Peristiwa ini memicu gelombang protes global dari Eropa, Timur Tengah, hingga Amerika Latin, serta dikecam sebagai pelanggaran serius hukum laut internasional.
Dengan pengumuman UBN, Indonesia diperkirakan akan menjadi salah satu pusat gelombang solidaritas dunia untuk Palestina dalam beberapa hari ke depan. (RO/Har)