PendidikanRagam

UI Klarifikasi Polemik Kelulusan S3 Bahlil Lahadalia

×

UI Klarifikasi Polemik Kelulusan S3 Bahlil Lahadalia

Sebarkan artikel ini
UI Minta Maaf ke Masyarakat danTunda Kelulusan Cum Laude S3 Bahlil Lahadalia
Bahlil Lahadalia/dok.kementerian investasi

Editor Indonesia, Jakarta – Universitas Indonesia (UI) akhirnya angkat bicara terkait isu yang melibatkan kelulusan doktoral Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia. Melalui Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB-UI), Teguh Dartanto, UI menegaskan bahwa artikel ilmiah yang disusun Bahlil telah diterbitkan ulang di jurnal bereputasi sebagai syarat kelulusannya.

Teguh Dartanto, yang turut menjadi pembimbing disertasi Bahlil, mengungkapkan bahwa polemik tentang penerbitan artikel Bahlil di jurnal predator, sebenarnya sudah ditangani oleh Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI sejak April lalu.

Menurutnya, Bahlil sebelumnya mengirimkan artikelnya ke dua jurnal yang masuk dalam indeks Scopus, yaitu Migration Letters dan Kurdish Studies. Namun, kedua jurnal tersebut kemudian dihapus dari daftar Scopus sehingga berstatus jurnal predator saat artikel Bahlil terbit pada Juli 2024.

Sebagai tindak lanjut, Bahlil diwajibkan untuk menulis ulang artikelnya dan menerbitkannya di jurnal bereputasi seperti yang dikelola oleh Elsevier, Taylor & Francis, atau Springer. “Jadi tidak benar jika dikatakan Bahlil lulus dengan artikel di jurnal predator. Bahlil telah menerbitkan artikelnya di jurnal yang lebih bereputasi,” tegas Teguh dalam keterang persnya, yang dikutip Jumat (25/10/2024)

Saat ini, Bahlil telah memenuhi kriteria kelulusan dengan menerbitkan artikelnya di tiga jurnal: Journal of ASEAN Studies (indeks Scopus), Jurnal Reviu Akuntansi dan Keuangan (terakreditasi SINTA 2), serta Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen (terakreditasi SINTA 2).

Teguh menjelaskan bahwa pilihan Bahlil untuk menempuh S3 di SKSG UI merupakan pertimbangan pribadi. Sebagai seorang menteri, Bahlil memerlukan fleksibilitas waktu, dan program S3 SKSG UI lebih memungkinkan dibanding program di FEB UI yang mengharuskan perkuliahan terstruktur di hari kerja. Bahlil pun memenuhi persyaratan akademis dengan gelar Magister Ilmu Ekonomi dari Universitas Cenderawasih pada 2009.

Soal Plagiarisme

Menyinggung tuduhan plagiarisme yang sempat muncul, UI menjelaskan bahwa dugaan ini terjadi akibat kesalahan teknis. Menurut Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah, Maila Dinia Husni Rahiem, seorang mahasiswa doktoral UIN menggunakan aplikasi Turnitin untuk mengecek disertasi Bahlil dan menemukan kesamaan sebesar 13 persen.

Namun, dokumen ini tidak segera dihapus, sehingga ketika diperiksa ulang, sistem mendeteksinya sebagai dokumen serupa dalam database Turnitin dengan tingkat kesamaan mencapai 100 persen.

“Kejadian ini menimbulkan kesan yang keliru seolah-olah Bahlil menjiplak karya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah,” ujar Maila, meluruskan polemik tersebut.

Dengan ini, Universitas Indonesia menegaskan bahwa proses kelulusan Bahlil Lahadalia telah memenuhi semua syarat akademik yang ditetapkan. (Her)