Editor Indonesia, Sentul – Kementerian Koperasi (Kemenkop) mengajak Koperasi Telekomunikasi Selular (Kisel) untuk mengambil peran aktif dalam mendorong transformasi koperasi berbasis teknologi di Indonesia. Kisel dianggap sebagai salah satu contoh sukses koperasi modern yang mampu menjalankan bisnis berkat adaptasi teknologi, menjadikannya role model bagi koperasi lain di Tanah Air.
Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono mengapresiasi langkah transformasi koperasi yang dilakukan oleh Kisel. Berkat inovasinya, Kisel berhasil masuk dalam daftar 100 koperasi besar dunia. Ferry menekankan pentingnya mereplikasi praktik baik yang dilakukan Kisel agar koperasi lain di Indonesia dapat berkembang dan menjadi lebih kompetitif di masa depan.
“Saya berharap Kisel dapat menjadi mitra strategis Kementerian Koperasi untuk mempercepat digitalisasi dan transformasi koperasi di Indonesia. Keunggulan Kisel dalam hal ini dapat memberikan dampak besar jika disinergikan, termasuk dengan koperasi-koperasi seperti Induk Koperasi Unit Desa (Inkud),” ujar Ferry saat membuka Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Kisel di Sentul, Bogor, Senin (25/11).
Ferry juga menyoroti potensi besar yang dimiliki Inkud di berbagai wilayah, seperti aset tanah dan bangunan yang ditaksir mencapai Rp2 triliun. Menurutnya, dengan dukungan transformasi berbasis teknologi, koperasi seperti Inkud dapat memaksimalkan pengelolaan aset tersebut untuk mendukung program-program strategis pemerintah, salah satunya Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Lebih lanjut, Wamenkop mengungkapkan bahwa Kisel dapat berperan dalam mengintegrasikan sistem pengelolaan koperasi di Indonesia, sehingga agenda pemerintah, termasuk program MBG, dapat berjalan lebih efisien dan efektif. Dengan sinergi ini, diharapkan koperasi Indonesia dapat menjadi lebih modern, tangguh, dan berdaya saing global.
“Saat ini jumlah gudang yang dimiliki oleh Inkud itu lebih dari 1.000, kalau potensi ini digabungkan dan dileverage secara lebih baik dengan kemampuan yang dimiliki oleh Kisel, maka ini akan menjadikan warehouse atau gudang terintegrasi terbesar yang dapat kita miliki,” kata Ferry.
Wamenkop Ferry percaya dengan integrasi dan kemampuan transformasi bisnis usaha koperasi yang dilakukan Kisel dan ditambah dengan sinergi bersama Inkud, maka peringkat Kisel dalam jajaran koperasi besar di dunia akan semakin membaik. Dia berharap peringkat Koperasi Kisel dapat masuk dalam jajaran 50 besar koperasi terbesar di dunia. Hal ini dimungkinkan karena aset berjalan dari Koperasi Kisel saat ini sudah mencapai sekitar Rp1,3 triliun.
“Kalau itu disinergikan (Inkud) dan dibantu oleh Kisel, saya kira peringkat Kisel akan naik lagi dalam jajaran koperasi terbesar dunia. Kami di Kementerian Koperasi akan mendukung penuh setiap kegiatan usaha Kisel untuk terus berkembang,” kata Wamenkop.
Wamenkop Ferry juga mengapresiasi keberhasilan Kisel dalam menjalankan konsep merger koperasi sehingga bisnisnya semakin membesar hingga saat ini. Menurutnya tidak banyak koperasi di Indonesia yang mampu melakukan merger dengan baik di tengah berbagai tantangan dalam pengembangan koperasi.
“Saya lihat Kisel ini sesudah merintis konsep amalgamasi atau merger, sesuatu yang relatif jarang dilakukan koperasi di Indonesia. Oleh sebab itu saya sangat mengapresiasi terhadap terobosan yang sudah dilakukan Kisel,” kata Wamenkop Ferry Juliantono.
Di sesi penutupan sambutannya, Wamenkop berharap Kisel dapat membantu Kementerian Koperasi untuk membangun sebuah sistem keuangan terintegrasi dengan berbasis teknologi. Saat ini Kemenkop telah memiliki Satuan Kerja berupa Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM yang berwenang memberikan dukungan modal kerja bagi koperasi. Dengan melakukan kerjasama yang baik antara Koperasi Kisel dan LPDB, WamenKop Ferry berharap nantinya akan muncul “Bank Digital” yang khusus untuk mendukung pengembangan koperasi di Indonesia.
“Usulan ini saya harap bisa dibahas dalam RAT Kisel hari ini, saya harap Kisel dapat membantu kami untuk membuat langkah bersama dalam mengintegrasikan sistem keuangan khususnya bagi koperasi,” kata Wamenkop Ferry Juliantono.
Di tempat yang sama Ketua Dewan Pengawas Koperasi Kisel M. Hasbi Hasibuan menjelaskan bahwa proses merger dari koperasi-koperasi karyawan PT Telkomsel di daerah-daerah yang mulai terbentuk pada 28 tahun lalu didasari pada komitmen untuk terus memberikan manfaat yang lebih bagi anggotanya. Dia bersyukur perjalanan transformasi usaha koperasi tersebut kini telah membuahkan hasil sehingga anggota koperasi dapat semakin sejahtera.
“Kisel ini dibentuk bermula dari kesadaran para senior kami untuk melakukan penyatuan agar bisa memberikan manfaat yang lebih bagi bangsa terutama dari para anggota kami,” kata Hasbi.
Saat ini Koperasi telah memiliki empat anak usaha yang menjalankan berbagai unit bisnis mulai dari jaringan telekomunikasi hingga event organizer. Dia berharap melalui dukungan berbagai pihak terutama dari pemerintah dan anggota koperasi, Kisel dapat terus bertumbuh dan dapat memaksimalkan peluang usaha yang ada khususnya di sektor – sektor produktif.
“Demi mewujudkan sustainable bisnis, Kisel tentunya melakukan pelebaran – pelebaran (usaha). Saat ini kami sedang melakukan kerjasama dengan beberapa induk koperasi, kalau tidak akhir tahun ini atau awal tahun depan kita sudah bisa berproduksi,” kata Hasbi. (Har)
Baca Juga: Realisasikan 500 Koperasi Modern Kemenkop Gulirkan Program Magang