Editor Indonesia, Jakarta – Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono menyatakan bahwa pemerintah berkomitmen memberikan ruang yang lebih besar bagi koperasi agar dapat tumbuh lebih besar, seperti koperasi-koperasi di negara-negara Eropa. Untuk itu, berbagai terobosan kebijakan sedang dipersiapkan oleh Kementerian Koperasi (Kemenkop).
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Wamenkop Ferry dalam sambutannya pada Seminar Cooperative Development: European Best Practices yang diadakan di Auditorium Kemenkop pada Selasa, 7 Januari. Dalam paparannya, Ferry menyoroti sejumlah contoh koperasi besar di dunia yang berhasil mendirikan badan usaha, memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan koperasi.
Contohnya, FrieslandCampina, koperasi yang berpusat di Belanda dengan merek Frisian Flag, dan Rabobank, sebuah bank yang didirikan oleh koperasi di Belanda yang melayani jasa keuangan. Wamenkop Ferry berharap, dengan dukungan dari Kemenkop, koperasi di Indonesia juga bisa tumbuh besar dan mendunia.
“Di Eropa, khususnya Belanda, koperasi memiliki andil dalam kepemilikan usaha besar seperti Frisian Flag. Apa yang telah dilakukan koperasi di Eropa adalah hal yang sedang kita rintis di Indonesia,” ujar Ferry Juliantono.
Seminar ini diharapkan menjadi ajang bagi pegiat koperasi Indonesia untuk belajar dari praktik baik yang berhasil diterapkan di Belanda dan negara Eropa lainnya. Kemenkop menjamin dukungan penuh terhadap koperasi-koperasi potensial di Indonesia yang memiliki misi besar untuk go global.
“Acara ini penting karena kita dapat belajar dari pengalaman negara-negara di Eropa, di mana koperasi memiliki pabrik dan pengalaman sukses pengelolaan koperasi bisa menjadi role model bagi kita,” tambah Ferry.
Wamenkop berharap dengan masuknya koperasi ke sektor usaha besar, ketimpangan pengelolaan aset antara koperasi, BUMN, dan sektor swasta dapat lebih seimbang.
“Dalam rangka mempercepat penguasaan aset oleh koperasi, Presiden Prabowo berharap kita mendukung koperasi untuk masuk ke sektor industri,” katanya.
Terkait dengan peningkatan daya saing koperasi, Kemenkop berencana menerbitkan Peraturan Kementerian Koperasi (PermenKop) baru yang akan merevisi Permenkop nomor 4 tahun 2020 tentang penyaluran pembiayaan oleh Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan UMKM (LPDB-KUMKM). Revisi ini diharapkan memberi keleluasaan bagi LPDB-KUMKM dalam penyaluran pembiayaan kepada koperasi untuk sektor riil atau industri. Presiden Prabowo juga telah menetapkan anggaran tambahan pembiayaan koperasi sebesar Rp10 triliun untuk dikelola oleh LPDB-KUMKM.
“Kami akan segera memperbarui Permenkop agar koperasi dapat melakukan corporate action. Semoga revisi ini dapat segera kami keluarkan,” ungkapnya.
Ferry juga mengajak semua pihak untuk bersama-sama membangun koperasi sebagai entitas bisnis yang mampu meningkatkan kesejahteraan anggota.
“Semoga seminar ini menghasilkan piloting dan modeling yang dapat kita kerjasamakan secara lebih intens, serta mensosialisasikan gerakan koperasi agar masyarakat memahami bahwa koperasi bisa masuk ke usaha besar,” tambahnya.
Deputi Bidang Pengembangan Talenta dan Daya Saing Koperasi Kemenkop, Destry Anna Sari, menambahkan bahwa Kemenkop bertekad untuk mendukung program prioritas Presiden Prabowo, seperti swasembada pangan, hilirisasi, pengembangan industri agro-maritim berbasis koperasi, dan industrialisasi melalui koperasi.
Destry berharap, seminar ini dapat mendorong pegiat koperasi untuk menerapkan sukses story dari koperasi di Belanda, sehingga pengelolaan koperasi di Indonesia semakin baik.
“Semoga melalui acara ini, kita dapat menemukan kebijakan inovatif yang dapat mengatasi tantangan koperasi di masa depan, serta meningkatkan sinergi antar kementerian dan lembaga untuk mewujudkan koperasi yang tangguh dan berkontribusi besar pada negara,” kata Destry.
Seminar ini juga dihadiri oleh Sekretaris Kemenkop Ahmad Zabadi, Sector Coordinator Horticulture PUM Netherlands Marcel P.K. Stalen, dan Senior Expert PUM Netherlands Richard van der Maden. (Har)












