Jabodetabek

Warga Depok Waspada Gelombang Kenaikan Harga Bahan Pokok saatnya Berhemat

×

Warga Depok Waspada Gelombang Kenaikan Harga Bahan Pokok saatnya Berhemat

Sebarkan artikel ini
Harga Ayam Potong di Bali Naik, Mendag Budi Santoso: Masih Wajar dan Pasokan Aman
Pedagang ayam potong di pasar tradisiona naik/dok.Editor Indonesia-Kis

Editor Indonesia, Depok – Warga Kota Depok, Jawa Barat, harus waspada dan mulai berhemat. Pasalnya, harga bahan pokok dan gas elpiji kemasan 3 kilogram mengalami kenaikan secara bersamaan.

Berdasarkan pantauan di lapangan, harga eceran LPG 3 kg naik dari Rp18 ribu menjadi Rp23 ribu per tabung. Kenaikan ini menjadi pukulan bagi warga, terlebih karena harga-harga bahan pokok di pasar tradisional juga ikut melambung.

Pada Rabu, 5 Februari 2025, harga cabai rawit hijau melonjak ke kisaran Rp85 ribu-Rp120 ribu per kg. Cabai merah keriting dan cabai merah besar sama-sama mencapai Rp75 ribu per kg.

Tak hanya itu, harga telur ayam ras naik dari Rp26 ribu menjadi Rp27 ribu per kg. Kentang lokal yang semula Rp20 ribu kini menjadi Rp22 ribu per kg, sementara harga teri Medan nomor 2 meningkat dari Rp170 ribu menjadi Rp180 ribu per kg.

Menurut para pedagang, sebelum harga LPG 3 kg naik, harga bahan pokok di pasar masih stabil. Kini harga bahan pokok dan sayuran perlahan mulai naik.

“Harga bahan pokok melonjak akibat kelangkaan dan naiknya harga LPG 3 kg,” ujar Anto, pedagang bahan pokok di Pasar Agung, Jalan Proklamasi, Kelurahan Abadijaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Kamis (6/2/2025).

Lonjakan Harga Seperti “Jamur di Musim Hujan”

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Agung Kota Depok, Raden Hermawan, mengatakan bahwa kenaikan harga bahan pokok terjadi silih berganti, layaknya “jamur di musim hujan.”

“Hari ini, setelah kenaikan harga gas elpiji, ada lima komoditas yang melonjak tajam, yaitu cabai rawit hijau, cabai merah keriting, cabai merah besar, telur ayam ras, kentang lokal, dan teri Medan,” ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan lonjakan harga, mulai dari faktor musiman, kebijakan, hingga kondisi di luar kebiasaan.

Warga Depok Waspada Gelombang Kenaikan Harga Bahan Pokok saatnya Berhemat
dok.Editor Indonesia-Kisar

Sementara itu, Kepala UPT Pasar Sukatani Kota Depok, Tri Handoko, memperkirakan harga-harga bahan pokok masih akan terus naik menjelang Ramadhan atau bulan puasa dan Idul Fitri 1446 Hijriah/2025 Masehi.

“Kenaikan ini secara otomatis akan berdampak pada perencanaan anggaran keluarga,” ujarnya.

Masyarakat dan warga Depok diimbau untuk lebih bijak dalam mengatur pengeluaran agar tidak terdampak terlalu besar oleh kenaikan harga yang terus berlanjut.

Sebagaimana diketahui, kenaikan harga bahan pokok disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:

1. Faktor Musiman
– Cuaca ekstrem seperti banjir atau kemarau panjang dapat mengganggu produksi pangan, menyebabkan pasokan berkurang dan harga naik.
– Menjelang hari besar keagamaan seperti Ramadan dan Idul Fitri, permintaan meningkat sehingga harga melonjak.

2. Gangguan Distribusi & Logistik
– Kelangkaan bahan bakar seperti kenaikan harga BBM dan LPG dapat meningkatkan biaya transportasi, yang akhirnya membebani harga barang di pasaran.
– Kendala infrastruktur seperti jalan rusak atau bencana alam bisa memperlambat distribusi barang.
– Pemogokan atau kebijakan ekspor-impor yang berubah juga bisa menyebabkan gangguan pasokan.

3. Kebijakan Pemerintah
– Pengurangan subsidi pada sektor pertanian atau energi bisa berdampak pada kenaikan harga bahan pokok.
– Kebijakan impor seperti pembatasan impor atau tarif bea masuk tinggi dapat mengurangi ketersediaan barang, sehingga harga naik.

4. Permainan Spekulan & Tengkulak
– Beberapa pelaku pasar menimbun barang dengan tujuan menaikkan harga. Ini sering terjadi pada komoditas seperti beras, cabai, dan minyak goreng.

5. Depresiasi Nilai Tukar Rupiah
– Jika rupiah melemah terhadap dolar AS, harga barang impor seperti gandum, kedelai, dan daging sapi bisa meningkat, menyebabkan kenaikan harga bahan pokok di dalam negeri.

Kalau di Depok saat ini, kemungkinan besar penyebabnya adalah kombinasi antara naiknya harga LPG 3 kg, gangguan distribusi, dan permintaan yang meningkat. (Kis)