Editorindonesia, Jakarta – Pihak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) perwakilan Gaza, Dr Rik Peeperkorn buka suara soal tentara Israel yang menyamar menjadi nakes dan menyerang RS Ibn Sina di Tepi Barat, Palestina. Aksi brutal tersebut menurutnya dapat menimbulkan rasa bahaya dan takut pada warga Palestina, bahkan memengaruhi kepercayaan terhadap petugas kesehatan, rumah sakit, dan sistem kesehatan.
“Penggunaan aset kesehatan untuk tujuan non-kesehatan dianggap sebagai serangan terhadap kesehatan. Menimbulkan rasa takut serta berbahaya bagi petugas kesehatan dan pasien tentang masalah kesehatan dunia,” ucapnya Jumat (2/2/2024).
“Hal ini juga mengurangi kepercayaan pada petugas kesehatan, rumah sakit, dan sistem kesehatan pada umumnya. Hal ini juga menempatkan mereka dalam bahaya dan berhubungan dengan mereka yang sebenarnya mengurangi akses masyarakat terhadap layanan,” imbuhnya lagi.
Karena hal itu, WHO menyerukan perlindungan kepada warga sipil dalam lingkup layanan kesehatan.
Sebelumnya, pasukan komando Israel menyamar sebagai pekerja medis hingga berpakaian wanita berjilbab, mereka menyerbu Rumah Sakit Ibn Sina di Jenin, Tepi Barat Palestina, Selasa (30/1/2024). The Guardian menyebutkan pasukan Israel yang menyamar berasal dari unit kontra-terorisme polisi perbatasan dan unit pasukan keamanan internal yang disebut Shin Bet.
Pasukan gabungan itu menuju sebuah ruangan di lantai tiga. Mereka menembak kepala ketiga korban dengan menggunakan pistol yang dilengkapi peredam suara. Serangan ini hanya berjalan selama kurang dari 10 menit saja. Aksi brutal tersebut dilaporkan telah menewaskan tiga orang Palestina yang tengah dirawat di rumah sakit tersebut.
Tiga warga Palestina yang tewas diidentifikasi sebagai Mohammad Walid Jalamna, Basel Al-Ghazzawi, dan Mohammad Al-Ghazzawi. Menurut keterangan saksi dan pihak berwenang, salah seorang yang ditembak tengah terbaring lumpuh di tempat tidur.
Basil Al-Ghazzawi, 25 tahun, saat itu dilaporkan sedang menjalani perawatan medis sebelum kehilangan nyawa akibat serangan ini.
Kementerian Kesehatan Palestina juga mengkonfirmasi kematian tersebut dan meminta PBB untuk menjamin perlindungan bagi pusat kesehatan.
Sementara itu Pasukan Pertahanan Israel atau Israel Defense Forces (IDF) berdalih para korban merupakan anggota sel Hamas yang bersembunyi di dalam rumah sakit. Atas kejadian ini, Menteri Kesehatan Palestina Mai Alkaila mendesak PBB dan kelompok HAM internasional agar segera bertindak untuk mengakhiri kejahatan Israel di Gaza dan Tepi Barat, serta melindungi lembaga kesehatan Palestina dari serangan pasukan Israel. (Frd)