Editor Indonesia, Jakarta – PT Astra International Tbk mencatat laba bersih sebesar Rp34 triliun pada tahun 2024, meningkat 1% dibandingkan dengan Rp33,8 triliun pada tahun sebelumnya.
Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan pekan ini, terungkap bahwa sebagian besar laba bersih perusahaan berasal dari sektor otomotif yang menyumbang Rp11,2 triliun. Sektor alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi memberikan kontribusi terbesar, yakni Rp11,95 triliun, sementara sektor jasa keuangan menyumbang Rp8,35 triliun.
Selain itu, sektor agribisnis menyumbangkan laba sebesar Rp914 miliar, diikuti oleh sektor properti sebesar Rp222 miliar, dan sektor teknologi informasi sebesar Rp156 miliar.
Dengan capaian tersebut, laba per saham perusahaan meningkat 1% menjadi Rp845 per saham, tidak termasuk penyesuaian nilai wajar.
Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Djony Bunarto Tjondro, mengungkapkan bahwa selama tahun 2024, kinerja bisnis sepeda motor yang kuat berhasil mengimbangi penurunan penjualan mobil akibat melemahnya pasar otomotif nasional. Selain itu, sektor infrastruktur dan jasa keuangan yang semakin bergairah turut menjadi faktor pendukung kinerja perusahaan.
Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, Astra mengusulkan pembagian dividen final sebesar Rp308 per saham.
“Grup mencatatkan laba bersih yang solid pada tahun 2024, dengan resiliensi kinerja dari portofolio yang terdiversifikasi, meskipun sentimen konsumen di Indonesia melemah. Kontribusi yang lebih tinggi berasal dari bisnis sepeda motor, jasa keuangan, serta infrastruktur dan logistik, yang sebagian diimbangi oleh dampak penurunan penjualan mobil dan harga batu bara yang lebih rendah,” ujar Djony dalam keterangan pers yang dirilis Astra pekan ini.
Ia menambahkan bahwa dengan dukungan neraca keuangan yang solid, Grup Astra berada dalam posisi yang kuat untuk menghadapi ketidakpastian jangka pendek serta melakukan investasi guna memperkuat bisnis inti perusahaan. Selain itu, Astra terus menjajaki peluang baru untuk mendorong pertumbuhan jangka menengah dan panjang.
Sepanjang 2024, divisi jasa keuangan Grup Astra mencatat peningkatan laba bersih sebesar 6% menjadi Rp8,4 triliun, yang terutama didorong oleh pertumbuhan bisnis pembiayaan konsumen dengan peningkatan portofolio pembiayaan.
Pada periode yang sama, PT Asuransi Astra Buana, perusahaan asuransi umum di bawah Grup Astra, mencatat kenaikan laba bersih sebesar 8% menjadi Rp1,5 triliun, didukung oleh peningkatan pendapatan underwriting dan hasil investasi.
Namun, berbeda dengan sektor asuransi umum, PT Asuransi Jiwa Astra (Astra Life) mencatatkan penurunan premi bruto (gross written premium) sebesar 2% menjadi Rp6,0 triliun. (RO)