Editorindonesia, Grobogan- BPBD atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Grobogan meng-update dampak banjir Grobogan yang telah dimutakhirkan pada pukul 19.30 sebanyak 3.704 rumah di 65 desa di 16 kecamatan tergenang banjir.
Jika sebelumnya hanya 32 desa dari 12 kecamatan yang terdampak, data terkini BPBD Kabupaten menyebutkan, jumlah desa terdampak banjir Grobogan sebanyak 65 di 16 kecamatan.
Sebanyak 16 kecamatan dan 65 desa di Kabupaten Grobogan terendam banjir, Selasa (6/2/2024). Yakni Kecamatan Tawangharjo, Purwodadi, Grobogan, Kedungjati, Godong, Penawangan, Brati, Karangrayung, Gubug, Tanggungharjo, Toroh, Geyer, Wirosari, Klambu, Pulokulon dan Tegowanu.
“Diakibatkan oleh curah hujan yang sangat tinggi yang terjadi di wilayah Kabupaten Grobogan dan kiriman air dari hulu Sungai Lusi, Sungai Serang, Jragung dan Sungai Tuntang yang mengakibatkan sungai tidak mampu menampung debit air sehingga menyebabkan air meluap,” kata Ketua BPBD Kabupaten Grobogan, Endang Sulistyoningsih, Rabu, (7/2/2024).
Banjir juga menyebabkan 8 fasilitas pendidikan, 1 tempat ibadah, areal persawahan seluas 3.879 hektar tergenang air dan satu orang meninggal dunia.
Saat ini pihaknya telah menyiapkan 2 titik lokasi pengungsian di Kota Purwodadi. Yakni di Pendopo Kabupaten Grobogan dan GOR Simpang Lima Purwodadi
“Saat ini sudah ada beberapa warga yang mengungsi di pendopo,” ujar Endang Sulistyoningsih.
Widyaningsih, salah seorang pengungsi mengaku sebelumnya mengungsi di Taman Segitiga Emas. Karena kondisi rumahnya sudah terendam banjir setinggi 50 centimeter.
“Saat di taman di datangi Bupati. Diminta untuk mengungsi di pendopo. Saya sangat berterima kasih,” ungkapnya.
Disisi lain meluap dan jebolnya tanggul sungai Lusi, Serang, Tuntang dan Jragung mengakibatkan ribuan hektare sawah baru selesai ditanam terendam banjir dengan ketinggian 0,5-1,2 meter. Diperkirakan lebih dari 50 persen tanaman padi rusak dan musim panen pada Maret mendatang diprediksi mundur.
Akibat terendam dan sebagian lainnya tersapu banjir, kerugian ditanggung petani mencapai puluhan miliar rupiah dan diperkirakan berakibat mundurnya masa panen yang sebelumnya direncanakan pada Maret mendatang.
“Dinas Pertanian juga masih melakukan pendataan dampak banjir terhadap lahan persawahan ini, termasuk klaim Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) kepada petani,” tambahnya.
Petani di Kebonagung, Kabupaten Demak, Nur Chabib mengatakan akibat banjir melanda dua daerah ini kerugian yang dipikul petani sangat besar karena jumlah lahan terendam sangat besar, karena gagal panen dan diperkirakan tanaman padi terendam lebih sepekan mengakibatkan busuk/mati hingga hanyut dibawa banjir.
“Kita terpaksa menanam ulang karena tanaman padi berusia 15-25 hari telah rusak,” ujar Slamet, 34, petani di Karangawen, Demak, Rabu, 7 Februari 2023.
Hal serupa juga diungkapkan Sunardi, 45, petani di Gubug, Kabupaten Grobogan, setiap petani mengalami kerugian hingga jutaan rupiah, rata-rata untuk biaya dari mulai pembibitan, penanaman, pemupukan Rp6 juta per hektare.
“Saya sendiri ada 1,5 hektare, kerugian capai Rp10 juta belum termasuk hilangnya waktu yang mundur,” imbuhnya.
Kepala BPBD Demak Agus Nugroho mengatakan berdasarkan pendataan setidaknya ada tanaman padi berumur 15-25 hari di lahan seluas 1.000 hektare di Kecamatan Karangawen dan Kebonagung terendam banjir rata-rata dengan ketinggian air 70 sentimeter.
“Dimungkinkan terjadi gagal panen (puso) hingga kerugian ditanggung oleh petani di daerah ini capai Rp25 miliar akibat banjir ini,” ujar Agus Nugroho.
Ganjar Sambangi Korban Banjir
Mantan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, juga menengok korban banjir bandang di Desa Cingkrong, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jateng, Rabu (7/2/2024).
Ganjar Pranowo mengajak dialog korban banjir Grobogan untuk mendengarkan informasi terkait banjir sekaligus aspirasi untuk penanganan.
Sebelum meninjau lokasi banjir, Ganjar sudah berkoordinasi dengan bupati Grobogan dan meminta agar pemkab cepat melakukan penanganan.
“Kalau melihat informasi yang saya dapat, sejak banjir itu karena jebol tanggulnya. Saya komunikasi dengan Ibu Bupati, yang penting respon pemerintah mesti cepat, ditangani dulu kondisi kedaruratannya,” ujar Ganjar.
Selain itu, Ganjar juga mengajak seluruh relawan yang ada di Kabupaten Grobogan untuk turun lapangan bergotong-royong membantu korban banjir.
“Karena kita mau kampanye terbuka di sini, maka kita ajak relawan untuk bergotong royong membantu,” kata Ganjar.
Ganjar meminta pemerintah maupun relawan untuk memerhatikan ibu hamil, kelompok rentan dan balita. Mereka harus segera mendapatkan prioritas pertolongan saat banjir.
“Didata, dan paling penting ibu hamil, kelompok rentan dan balita bisa diutamakan,” lanjut dia. Ke depan, kata Ganjar, pemerintah didorong harus mampu menangani bencana banjir mulai dari hulu.
“Di sisi hulu, mesti kita bereskan daerah yang gundul perbaikan sungai yang tanggulnya rusak memang harus dilakukan. Ini biasanya BBWS yang akan banyak PR-nya. Hulunya harus diperbaiki,” kata Ganjar. (Shafi Media Nusantara/EI-1)
Keterangan foto : Ganjar Pranowo sambangi warga di lokasi banjir di Desa Cingkrong, Kecamatan Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (7/2/2024).