Nasional

Buku Sastra Kemendikbud Mengandung Kekerasan Fisik dan Seksual, Muhamamadiyah Tegaskan untuk Ditarik

×

Buku Sastra Kemendikbud Mengandung Kekerasan Fisik dan Seksual, Muhamamadiyah Tegaskan untuk Ditarik

Sebarkan artikel ini
Buku Sastra Kemendikbud Mengandung Kekerasan Fisik dan Seksual, Muhamamadiyah Tegaskan untuk Ditarik
Alpha Amirrachman/dok.republika

Editor Indonesia, Jakarta- Buku Sastra Kemendikbud dinilai mengandung kekerasan fisik dan seksual, Majelis Pendidikan Dasar, Menengah dan Nonformal (Dikdasmen PNF) PP  Muhammadiyah meminta Kemendikbudristek untuk menarik peredaran buku tersebut. Dalam buku “Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra”, ditemukan sebagian besar isinya mengandung kekerasan fisik dan juga perilaku hubungan seksual yang menyimpang.

Wakil Ketua Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah Alpha Amirrachman dalam keterangan tertulisnya, Kamis (30/5/2024) mengatakan, PP Muhamadiyah memandang buku tersebut tidak sesuai dengan norma agama.

“Majelis Pendidikan Dasar, Menengah dan Nonformal (Dikdasmen PNF) PP Muhammadiyah meminta Kemendikbudristek untuk lebih selektif memilih buku yang cocok untuk pendidikan dan mendesak agar buku “Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra” ditarik dari peredaran,” ungkap Alpha Amirrachman

Lebih memprihatinkan lagi, Alpha mengatakan buku sastra tersebut kontra produktif dengan penguatan pendidikan karakter yang tengah digalakkan. Karena sebagian isinya mengandung kekerasan fisik dan seksual serta perilaku hubungan menyimpang yang tidak sesuai dengan norma agama dan kesusilaan.

“Ini tentu kontra produktif dengan penguatan pendidikan karakter yang sedang digalakkan,”tegasnya.

Sebelumnya ada beberapa judul buku sastra dalam Sastra Masuk Kurikulum yang dikritik karena mengandung cabul dan kekerasan. Menanggapi polemik buku panduan tersebut, Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemdikbudristek Anindito Aditomo menyatakan menarik sementara dan akan merevisi buku tersebut.

“Versi awal buku panduan saat ini untuk sementara kami tarik dan revisi berdasarkan masukan-masukan yang kami terima. Perlu diketahui bahwa saat ini belum ada pengiriman buku panduan atau karya-karya sastra ke sekolah,” tegas Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemdikbudristek Anindito Aditomo seperti dikutip dari detik, Kamis (30/5//2024)

Sementara itu, disclaimer dalam buku panduan Sastra Masuk Kurikulum (yang sementara ditarik Kemendikbud) in diunggah sastrawan Eka Kurniawan, sebagai salah satu kurator, dalam akun X-nya, @gnolbo, pada 20 Mei 2024.

“di buku panduan yg bisa diunduh, ada penafian/disclaimer. semacam trigger warning. kami menyadari keberagaman kesiapan murid, dan yang paling paham kesiapan ini tentu guru (dan org tua). contohnya seperti ini:,” cuit Eka.

Berikut disclaimer dalam buku panduan yang diposting Eka:

C. Penafian/Disclaimer Secara Umum

1. Istilah seksualitas
2. Umpatan dan kekerasan verbal
3. Bersinggungan dengan suku/ras/kelompok tertentu
4. Kekerasan fisik yang bertendensi pada sadisme
5. Kekerasan seksual
6. Bersinggungan dengan dinamisme (paham adanya kekuatan yang tidak dimiliki manusia, hewan dan benda-benda alam lainnya)

D. Catatan Penafian/Disclaimer Secara Detail

Istilah seksualitas
1. Hlm.3: Frasa “harum lidahnya yang harum tembakau Skoal”
2. Hlm.3: Frasa “setelah ciuman kami yang terakhir.

Menanggapi polemik buku panduan tersebut, Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemdikbudristek Anindito Aditomo menyatakan menarik sementara dan akan merevisi buku tersebut.

“Versi awal buku panduan saat ini untuk sementara kami tarik dan revisi berdasarkan masukan-masukan yang kami terima. Perlu diketahui bahwa saat ini belum ada pengiriman buku panduan atau karya-karya sastra ke sekolah,” tegas Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemdikbudristek Anindito Aditomo seperti dikutip dari detik, Kamis (30/5//2024). (Didi)