Editor Indonesia, Depok – Warga Kampung Cipayung menggeruduk Pabrik Fermentasi Makanan PT Indo Fermet yang berlolasi di Jalan Tole Iskandar, Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat.
Mereka menuntut agar pabrik fermentasi makanan di Kecamatan itu ditutup karena mencemari lingkungan.
Pantauan di lokasi puluhan orang menggeruduk pabrik fermentasi makanan, Rabu (12/2/2025).
Aksi dimulai sekitar pukul 09.00 WIB. Mereka membawa alat peraga spanduk dan poster berbagai tulisan untuk meminta menutup pabrik. Seperti tulisan “Jangan seenaknya buang limbah ke saluran air, emang saluran air kepunyaan RT-RW.
Kami butuh air bersih untuk hiidup tutup pabrik fermantasi makanan “. tulis salah satu spanduk.
Tampak juga ada sejumlah ibu yang juga turut aksi demo tersebut, bahkan ada yang membawa anak yang masih kecil. Di depan kantor PT Indo Fermex mereka berorasi meminta menutup pabrik fermentasi makanan.
Perwakilan warga Kampung Cipayung Icuk Pramana Putra mengatakan pabrik fermentasi makanan itu berdiri di Kampung Cipayung sejak belasan tahun silam. Pabrik itu terletak di RW 4 Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Sukmajaya.
Menurut Icuk, pabrik fermentasi makanan itu sampai sekarang masih membuang limbah. Akibat pencemaran ini, kata dia telah banyak ibu ibu dan anak-anak yang terjangkit penyakit seperti sesak nafas, batuk-batuk dan demam.
Oleh sebab itu, Icuk mendesak Pemerintah Kota Depok dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup (DLHK) supaya segera bersikap.
” DLHK jangan lindungi pencemaran limbah, kasihan keluarga kami. Kami butuh air bersih untuk hidup, tutup pabrik fermenasi makanan, ” katanya.
Sejak pabrik mencemari lingkungan pada Senin sampai saat ini, Icuk menjeladkam warga 3 RT di RW 04 terpaksa beli air bersih dari perusahaan daerah air minum (PDAM) Kota Depok karena air di rumah mereka keruh dan berbau.
” Sudah 3 hari beli air dari PDAM, ” jelas Icuk.
Icuk meminta DLHK agar memeriksa izin amdal pabrik fermentasi makanan agar lingkungan tidak terganggu.
Icuk mengatakan awalnya sudah ada tanda-tanda pencemaran lingkungan akibat operasional dari pabrik tersebut. Semakin lama, katanya, lingkungan di sekitar pabrik terdampak dari pabrik tersebut.
” Contohnya, air tidak sedap, air sungai bahkan tercemar. Makanya tidak lain tuntutan kami telah ditunggu kesempatan ini paling terakhir, karena sudah tidak kuat menahan bau dan tidak kuat air limbah.”
” Kondisi dekat (pabrik fermentasi makanan) sudah dibor baunya tidak enak, (air) tidak layak dikonsumsi dalam sehari-hari,” sambung Icuk.
Untuk itu, kata Icuk warga menuntut agar pabrik fermentasi makanan tersebut ditutup. Bahkan jika tuntutan tidak direalisasikan akan kembali menggelar aksi dengan lebih besar.
” Kami menuntut tidak lain harga mati pabrik fermentasi harus ditutup,” tegas dia.
Diwawancara terpisah, Kepala Bidang Tata Lingkungan dan Konservasi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok Indra Kusuma mengatakan pihaknya bersama Komisi C DPRD Kota Depok telah audiensi dengan managemen PT Indo Fermex.
” Kita sedang melakukan pertemuan dengan pihak perusahaan namun belum ada keputusan, ” tandas Indra. (KIS)