Nusantara

Harun Abdi Manaf Ingatkan Jurnalis di Tegal Tetap Amanah di Era Digital

×

Harun Abdi Manaf Ingatkan Jurnalis di Tegal Tetap Amanah di Era Digital

Sebarkan artikel ini
Harun Abdi Manaf Ingatkan Jurnalis di Tegal Tetap Amanah di Era Digital
Suasana silaturahmi jurnalis Tegal Raya mendengarkan tausiah jurnalis senior Harun Abdi Manaf, Sabtu (15/3)/dok.Editor Indonesia-Sup

Editor Indonesia, Tegal – Para jurnalis yang bertugas di wilayah Tegal Raya, meliputi Kota Tegal dan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, diminta untuk tetap amanah dalam menjalankan tugas. Terlebih di era digital saat ini, di mana gempuran teknologi modern dan maraknya media sosial sering kali membuat berita ditulis dengan kurang memadai.

Pesan tersebut disampaikan oleh mantan jurnalis asal Kota Tegal, Harun Abdi Manaf, saat menjadi pembicara dalam acara buka bersama belasan mantan jurnalis era 1980-an di Rumah Makan Amarasa, Kota Tegal, pada Sabtu (15/3/2025) petang.

“Saya hanya ingin mengingatkan teman-teman jurnalis yang masih aktif untuk tetap memegang amanah. Sampaikan berita dengan sebenar-benarnya. Begitu juga untuk rekan-rekan mantan jurnalis, tetaplah semangat dalam bekerja di bidang masing-masing,” ujar Harun Abdi Manaf.

Dalam tausiahnya, Harun, yang pernah menjadi jurnalis Media Indonesia dan Suara Merdeka, menekankan bahwa ibadah puasa merupakan ibadah yang hanya diketahui oleh pelakunya dan Allah SWT.

“Kalau naik haji, orang lain bisa tahu. Kalau sholat, juga bisa terlihat. Tapi puasa hanya kita dan Allah yang mengetahuinya,” jelasnya.

Menurut Harun, prinsip ini dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam menjalankan tugas dengan sepenuh hati dan kejujuran.

“Kerjakan apa saja dengan ikhlas, tanpa mengharapkan sanjungan. Apalagi jika pekerjaan tersebut berhubungan dengan umat atau masyarakat luas,” tambah Harun, yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Tegal.

Sementara itu, budayawan Pantura, Atmo Tan Sidik, yang turut hadir dalam acara tersebut, menyampaikan bahwa suasana buka bersama berlangsung hangat, tidak hanya diisi dengan diskusi serius tetapi juga guyonan khas jurnalis.

“Tadi banyak cerita lucu tentang pengalaman saat masih aktif sebagai juru warta,” ungkapnya.

Atmo juga menekankan pentingnya komunikasi yang santai dalam membangun silaturahmi.

“Tidak perlu selalu formal dalam berkomunikasi. Justru dengan humor, banyak masalah bisa diselesaikan lebih mudah. Begitu juga dalam menjalin silaturahmi, candaan sering kali lebih efektif,” pungkas Atmo, yang pernah menerima penghargaan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Maestro Pelestari dan Pengembang Warisan Budaya pada 2014. (Sup)