Internasional

Israel Cegat Armada Global Sumud Flotilla: Greta Thunberg dan Mandla Mandela Ditahan di Laut Internasional

×

Israel Cegat Armada Global Sumud Flotilla: Greta Thunberg dan Mandla Mandela Ditahan di Laut Internasional

Sebarkan artikel ini
Israel Cegat Armada Global Sumud Flotilla: Greta Thunberg dan Mandla Mandela Ditahan di Laut Internasional
Tim Indonesia dalam Global Sumud Flotilla/dok.Editor Indonesia/HO
Israel Cegat Armada Global Sumud Flotilla: Greta Thunberg dan Mandla Mandela Ditahan

Editor Indonesia, Jakarta – Armada kemanusiaan Global Sumud Flotilla (GSF) yang membawa lebih dari 500 aktivis internasional menuju Gaza dicegat Angkatan Laut Israel di perairan internasional pada Rabu malam (1/10). Intersepsi itu berujung pada penculikan massal ratusan aktivis dari puluhan negara, termasuk aktivis iklim asal Swedia Greta Thunberg serta Mandla Mandela, cucu mendiang Nelson Mandela.

Hingga Kamis (2/10), dilaporkan sedikitnya 12 kapal telah dinaiki secara ilegal oleh pasukan Israel. Lebih dari 200 aktivis sempat hilang kontak sebelum akhirnya dipastikan ditahan. Dari total 500 aktivis, 497 orang dari 46 negara kini berada dalam tahanan Israel.

Menurut panitia GSF, armada yang terdiri dari 50 kapal itu telah memasuki zona berisiko tinggi sekitar 120 mil laut dari Gaza sejak Rabu pagi. Aktivis melaporkan adanya pengintaian drone dan kapal tak dikenal tanpa lampu yang sempat mendekat sebelum mundur ketika protokol keamanan darurat diaktifkan. Pada malam hari sekitar pukul 20.30 waktu Gaza, kapal utama Alma, Sirius, dan Adara dinaiki pasukan Israel. Sementara itu, kapal Mikeno disemprot meriam air dan kapal Florida ditabrak. Dari seluruh armada, 14 kapal dilaporkan dalam kondisi darurat, delapan di antaranya mengalami kerusakan ketika masih berada 60 mil laut dari Gaza.

Otoritas Israel menyatakan intersepsi itu dilakukan karena dugaan keterkaitan flotilla dengan Hamas melalui organisasi Palestinian Conference for Palestinians (PCPA). Israel menilai misi GSF hanyalah provokasi politik dan mengklaim telah menawarkan jalur alternatif melalui pelabuhan resmi. Namun, panitia GSF membantah keras tuduhan tersebut. Mereka menegaskan misi flotilla murni bersifat kemanusiaan, yakni mengirim bantuan langsung untuk warga Gaza yang telah terisolasi akibat blokade Israel selama 18 tahun.

Israel Cegat Armada Global Sumud Flotilla: Greta Thunberg dan Mandla Mandela Ditahan

Intersepsi Israel terhadap GSF memicu gelombang protes di berbagai belahan dunia. Di Eropa, ribuan orang turun ke jalan di Paris, Berlin, Brussels, Roma, Genoa, Milan, hingga Napoli. Konfederasi Buruh Umum Italia bahkan menyerukan mogok nasional sebagai bentuk solidaritas. Di Timur Tengah, demonstrasi besar terjadi di Istanbul, Ankara, Konya, serta Athens (Yunani), sementara Tunisia menjadwalkan aksi solidaritas pada Kamis (2/10).

Reaksi keras juga datang dari Amerika Latin. Presiden Kolombia Gustavo Petro mengusir diplomat Israel sekaligus membatalkan perjanjian perdagangan bebas. Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez mengecam blokade Israel, sementara Meksiko, Australia, dan Irlandia mendesak jaminan keselamatan bagi warga negaranya yang ikut serta dalam flotilla. Sekretaris Jenderal International Transport Workers’ Federation (ITF) Stephen Cotton menyebut tindakan Israel di perairan internasional sebagai pelanggaran serius terhadap hukum laut internasional.

Peristiwa ini menandai eskalasi baru krisis Gaza. Misi kemanusiaan yang awalnya bertujuan menyalurkan bantuan justru berakhir menjadi konfrontasi diplomatik global. Bantuan untuk warga Gaza kembali tertunda, sementara keselamatan ratusan aktivis internasional yang kini ditahan Israel menjadi perhatian utama dunia.

Sumber: Tim Media Global Peace Convoy Indonesia