Oleh: Taufik Maifa Hidayat*
Kata “logika” bagi sebagian orang mungkin terasa menakutkan. Sebagian menganggap logika adalah sesuatu yang membahayakan dan perlu dijauhkan dari kehidupan. Namun, ada pula yang memandang logika sebagai hal penting yang wajib dipelajari.
Dua sudut pandang ini penulis temukan saat mengikuti mata kuliah “Ilmu Logika.” Pengalaman tersebut memunculkan rasa penasaran: mengapa ada orang yang menganggap logika menakutkan, sementara yang lain memandangnya sebagai hal mendasar?
Rasa ingin tahu itu mendorong penulis untuk menganalisis makna di balik kata “logika” secara ilmiah. Harapannya, analisis ini dapat memberikan kesimpulan yang membawa pada pemahaman kebenaran dan membantu menentukan sikap terhadap logika. Berikut adalah tinjauan singkat mengenai makna logika.
A. Arti Kata Logika
Untuk memahami logika, langkah pertama adalah memahami definisinya secara bahasa dan istilah.
1. Secara Bahasa
Logika berasal dari bahasa Yunani logos, yang berarti kata, perkataan, sabda, nalar, teori, atau uraian. Dalam bahasa Arab, logika dikenal sebagai mantiq, yang berarti berbicara atau berucap.
2. Secara Istilah
Logika adalah hasil pertimbangan akal pikiran yang sistematis, teratur, dan masuk akal, kemudian diungkapkan melalui kata dan bahasa.
Definisi ini membuka pintu untuk memahami logika lebih dalam, meskipun belum sepenuhnya menjelaskan kompleksitas yang terkandung di dalamnya.
B. Logika sebagai Ilmu
Logika telah berkembang menjadi disiplin ilmu yang memiliki berbagai cabang pembahasan. Berikut beberapa pengertian logika sebagai ilmu:
1. Logike Episteme/Logica Scientia
Ilmu yang mempelajari kecakapan berpikir secara lurus, tepat, dan teratur.
2. Metode Penalaran
Logika mempelajari hukum-hukum yang membedakan penalaran benar dari yang salah.
3. Aturan Berpikir
Ilmu yang membantu menyusun proposisi dan menarik kesimpulan dengan tepat.
4. Sebagai Alat
Logika menjadi alat bantu untuk memahami ilmu lain dengan cara berpikir yang benar.
C. Sejarah Logika
Istilah logika berasal dari masa Yunani Kuno. Dr. H. Muhammad Rahmat dalam bukunya Pengantar Logika Dasar menyebut bahwa sejak Thales, logika sudah digunakan, meskipun istilahnya belum dikenal.
Socrates, Plato, dan Aristoteles adalah tokoh yang menyusun dasar-dasar ilmu logika. Aristoteles mengembangkan logika menjadi kerangka filosofis yang terstruktur.
Ilmu logika juga berkembang di dunia Arab, diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh tokoh seperti Hunain bin Ishak, dan diterima sebagai salah satu cabang ilmu agama dengan sebutan mantiq.
D. Logika Menurut Para Ahli
1. Aristoteles
Logika adalah ajaran tentang berpikir ilmiah berdasarkan bentuk dan hukum-hukum pemikiran.
2. William Alston
Logika adalah ilmu yang mempelajari cara berpikir untuk membedakan pemikiran yang valid dan tidak valid.
3. Soekadijo
Logika adalah teknik untuk mencapai ketepatan penalaran.
4. Al-Farabi
Logika adalah tata bahasa universal untuk berpikir benar.
5. Imam Al-Ghazali
Logika adalah pengantar ilmu usul fikih dan ilmu spekulatif.
6. Syaikh Muzhaffar
Logika adalah alat pengukur yang menjaga pikiran dari kesalahan.
E. Manfaat Ilmu Logika
1. Menghindari Kesalahan Berpikir
Membantu berpikir secara rasional, kritis, dan koheren.
2. Memahami Argumen
Membantu memahami analisis dan penalaran dalam berbagai disiplin ilmu.
3. Menjaga Aqidah
Menurut Imam Al-Ghazali, logika membela aqidah dari teori yang menyimpang.
F. Kesimpulan
Logika telah mengalami transformasi dari sekadar kegiatan berpikir menjadi disiplin ilmu yang mendalam. Meskipun terdapat pandangan yang beragam, logika adalah alat yang sangat berguna jika digunakan dengan hati-hati.
Sebagaimana diungkapkan oleh Ibnu Sina, logika adalah pisau bermata dua yang bisa membawa manfaat besar, namun juga berpotensi membahayakan jika disalahgunakan. Oleh karena itu, mempelajari logika memerlukan keseriusan dan kehati-hatian.
Penulis berharap pembahasan ini dapat membuka wawasan pembaca, dan di lain waktu, semoga ada kesempatan untuk mendalami logika lebih jauh.
*) Mahasiswa STID Mohammad Natsir, Jakarta.