Editor Indoneisia, Jakarta — Pembukaan ruas Tol Kamal–Teluknaga–Rajeg (Kataraja) menandai babak baru konektivitas kawasan barat Jakarta. Infrastruktur yang menghubungkan langsung kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 ini dinilai akan membawa efek pengganda (multiplier effect) signifikan terhadap ekonomi, properti, dan investasi di wilayah Tangerang Utara.
Tol Kataraja mulai beroperasi secara fungsional pada Kamis (9/10) dengan akses gratis bagi masyarakat hingga 20 Oktober 2025, setiap pukul 06.00–22.00 WIB. Kehadirannya diharapkan memangkas waktu tempuh Jakarta–PIK 2 sekaligus memperkuat jalur distribusi menuju Bandara Soekarno–Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok.
CEO dan Founder Yes Invest, Christofer, menilai kehadiran tol ini akan menjadi katalis utama dalam pertumbuhan ekonomi kawasan.
“Dengan tersambungnya PIK 2 ke jaringan tol utama, biaya logistik menurun, arus distribusi barang makin efisien, dan daya saing sektor manufaktur serta perdagangan meningkat,” ujarnya di Jakarta.
Menurutnya, aksesibilitas menjadi faktor kunci dalam percepatan nilai properti. “Ketika tol tersambung penuh, PIK 2 akan menjadi magnet investasi baru. Investor melihat konektivitas sebagai jaminan pertumbuhan nilai aset,” tambahnya.
Pembukaan Tol Kataraja bertepatan dengan pelaksanaan Wonderful Indonesia Tourism Fair (WITF) 2025 di Nusantara International Convention & Exhibition (NICE) PIK 2 — sebuah momentum yang memperkuat posisi kawasan ini sebagai episentrum ekonomi baru di utara Jakarta. Ajang ini mempertemukan pelaku industri pariwisata, investor, hingga wisatawan mancanegara.
Dari sisi properti, Christofer memperkirakan nilai lahan di sekitar PIK 2 akan melonjak seiring meningkatnya aktivitas ekonomi. “Efek berantai dari meningkatnya aktivitas di sektor hospitality, perdagangan, dan pariwisata akan membuka lapangan kerja baru, mendorong konsumsi rumah tangga, dan memperluas basis pajak daerah,” katanya.
Ia menambahkan, secara korporasi, Tol Kataraja juga akan menjadi katalis positif bagi PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), pengembang utama kawasan sekaligus pemilik proyek tol. Momentum pembukaan tol bersamaan dengan pembahasan rights issue dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PANI pada 9 Oktober 2025 dipandang strategis.
“Biasanya, harga pelaksanaan rights issue didiskon 10–30 persen dari harga pasar. Dengan harga saham PANI di kisaran Rp15.375 per 8 Oktober 2025, kisaran pelaksanaan diperkirakan Rp10.700–Rp13.800,” ujar Chris.
Ia menyebut, hasil rights issue akan memperkuat modal untuk menyelesaikan proyek strategis seperti Tol Kataraja dan ekspansi ke sektor properti serta infrastruktur. Dana tersebut juga akan digunakan memperkuat penyertaan saham di PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK).
Secara teknikal, saham PANI disebut masih menunjukkan tren penguatan dengan potensi menuju Rp23.450, selama bertahan di atas area support Rp10.875–Rp12.850. Sebanyak delapan dari tiga belas sekuritas yang tercatat di Bloomberg Terminal merekomendasikan “buy” dengan target harga Rp19.000–Rp20.000 per saham.
Christofer menilai proyek seperti Tol Kataraja menunjukkan sinergi ideal antara pemerintah dan swasta dalam mendorong pembangunan nasional.
“Tol Kataraja adalah contoh nyata bagaimana pembangunan fisik dapat memicu pertumbuhan ekonomi berlapis — dari efisiensi logistik, kenaikan nilai lahan, hingga peningkatan daya beli masyarakat,” pungkasnya. (Did)