Editorindonesia, Semarang – Untuk mewujudkan Era Indonesia Emas 2045 BKKBN menyelenggarakan acara Promosi dan KIE Pengasuhan Balita dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting melalui KERABAT (Kelas Orang Tua Hebat) Seri 6 dalam rangka Hari Keluarga Nasional ke-31 Tahun 2024 dengan tema “Kenali Luka Psikologi Orangtua: Hadirkan Keluarga Penuh Cinta”.
Dalam sambutannya Ketua tim penggerak PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) Jawa Tengah Shinta Nana Sudjana meresmikan dimulainya KERABAT seri 6 baik secara daring maupun luring di Hotel Harris Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah pada hari ini Rabu (26/6/2024).
“Permasalahan kesehatan mental atau mental health saat ini sedang menjadi topik yang hangat diperbincangkan di berbagai tingkat usia dan latar belakang. Permasalahan kesehatan mental yang tidak terselesaikan dengan tuntas, akan menjadi bom waktu yang bisa bisa meledak kapan saja dan dapat mengganggu kehidupan seseorang, baik itu berdampak pada dirinya sendiri maupun kepada orang lain di sekitarnya.” Kata Shinta.
Dia juga mengingatkan kepada semua penggiat program balita baik itu kader PKK, PKB/PLKB, TPK, kader dan para orangtua hebat untuk mengikuti kelas kelas pengasuhan baik offline maupun online pentingnya untuk semua mempelajari bersama mengenai hal ini, sehingga kita bisa introspeksi diri, mengenali kembali diri kita sendiri, untuk kemudian kita bisa memperbaiki hal tersebut dan menjadi pribadi yang lebih baik. Apabila hal tersebut terwujud, maka bukan tidak mungkin kita bisa menjadi orangtua hebat untuk anakanak kita.
Shinta berharap melalui KERABAT seri ini dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kader BKB dan peserta mengenai Inner child atau problem kesehatan mental lainnya sehingga baik peserta maupun kader terutama kader BKB dapat mengetahui dan menindaklanjuti apabila diri sendiri maupun orang sekitar mengalami luka psikologis pada dirinya. Sehingga harapan nantinya akan terwujud keluarga yang sehat dan penuh dengan cinta kasih. Tidak hanya sehat secara fisik, namun juga sehat secara mental.
Sebagai keynote, Deputi Bidang Deputi bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN, Nopian Andusti mewakili Kepala BKKBN dokter Hasto menyampaikan bahwa anak adalah aset yang tak ternilai yang akan menentukan masa depan bangsa ini. Dalam menyambut Era Indonesia Emas tahun 2045 salah satu perhatian penting adalah faktor kualitas SDM di mana untuk mewujudkannya harus terlepas dari gangguan-gangguan stunting.
Nopian mengatakan sesuai tugas pokok dan fungsinya langkah BKKBN untuk menekan angka Stunting adalah dengan mengubah perilaku masyarakat Indonesia, perilaku hidup sehat dan perilaku bagaimana pola pengasuhan yang baik karena ini akan sangat menentukan anak-anak ini akan lahir secara berkualitas atau sebaliknya.
“Harapannya melalui jalur yang tidak formal ini, melalui KERABAT ini kita ingin mewujudkan ibu-ibu dan keluarga-keluarga ibu dan bapaknya menjadi pengasuh yang baik untuk anak-anaknya,” lanjut Nopian kepada Editor Indonesia
Nopian juga menambahkan Untuk mencapai target 14% bebas Stunting peran daripada media massa, kemudian pemerintah, melalui program-programnya, sampai ke tingkat desa dan kelurahan, ini perlu bersama-sama memberikan informasi dan upaya perubahan perilaku melalui intervensi sensitif, spesifik, misalnya seperti kesehatan lingkungan perwakilan rumah.
Adapun berdasarkan survei SKI (Sistem Kesehatan Indonesia), angka stunting di Indonesia pada tahun 2023 tercatat sebesar 21,5%, hanya turun 0,1% dari tahun sebelumnya yang sebesar 21,6%. Target yang harus dicapai pada tahun 2024 adalah 14%.
Secara nasional angka penyelesaian kasus stunting sudah 78%, ada beberapa provinsi yang sudah diatas 90 persen. Jadi secara nasional sudah hampir 80 persen. Kita harapkan di menjelang akhir-akhir bulan bulan ini sudah diatas 90 persen.
“Karena targetnya diatas 90 persen, sudah dilakukan pengukuran penimbangan posyandu, nanti kita mendapatkan angka koreksi yang tepat. Karena melalui pengukuran penimbangan langsung ini, kita akan dapat langsung, apa namanya, by name, by address, jelas siapa yang diukur, bagaimana kondisinya, bagaimana statusnya, betul-betul dapat diketahui. Ini untuk koreksi dengan data sebelumnya, jadi ini nanti kita akan lihat hasil pengukuran,” tutup Nopian.
Direktur BKBA (Bina Keluarga Balita dan Anak) BKKBN, dr. Irma Ardiana, dalam arahannya menyampaikan struktur materi pembelajaran pada SiBima Kelas BKB EMAS. Materi tersebut mencakup penerapan 8 Fungsi Keluarga dalam masa 1000 HPK, kesehatan fisik dan mental ibu dan anak, pembiasaan pola hidup bersih dan sehat, stimulasi perkembangan anak, peran ayah dan anggota keluarga lainnya, serta pengasuhan yang tanggap terhadap kebutuhan anak.
Ibu Irma juga menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan inovasi agar pembelajaran pengasuhan 1000 HPK dapat diakses dengan mudah oleh orang tua, yang salah satunya dengan diluncurkannya laman www.orangtuahebat.id yang memungkinkan peserta untuk mengakses materi dan media edukasi secara mandiri. (Shafi Media Nusantara/EI-2)












