Editor Indonesia, Jakarta – Ratusan sopir kontainer yang tergabung dalam Keluarga Besar Sopir Indonesia (KB-SI) menggelar aksi unjuk rasa di depan New Priok Container Terminal One (NPCT 1), Jakarta Utara, Selasa (11/2/2025). Mereka memprotes dugaan pungutan liar (pungli) berupa biaya gate pass sebesar Rp17.000, yang sebelumnya tidak ada.
Ketua Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI), Ilhamsyah, menyatakan bahwa biaya tambahan ini sangat membebani penghasilan sopir.
“Gate pass bayar Rp 17.000 setiap kali masuk,” ujarnya dalam orasi.
Menurut Ilhamsyah, pungutan ini membuat uang operasional sopir semakin menipis dan berdampak langsung pada ekonomi keluarga mereka.
“Berantas pungli, agar uang sisa jalan bisa dibawa pulang untuk anak istri,” lanjutnya.
Aksi unjuk rasa masih berlangsung hingga hari ini, dengan longmarch dari NPCT 1 menuju Polres Jakarta Utara dan Tower Pelindo di Jalan Yos Sudarso.
Aksi yang dimulai sejak pukul 10.00 WIB ini berlangsung tertib, dengan sejumlah perwakilan sopir menyampaikan orasi dari atas mobil komando. Namun, ketegangan meningkat saat dua truk trailer mencoba melintasi area aksi.
Para demonstran segera menghadang laju kendaraan tersebut dan berusaha mencegah sopirnya agar tidak melanjutkan perjalanan.
“Woi, turun!” teriak massa yang geram melihat ada rekan sesama sopir yang tetap beroperasi di tengah aksi protes. Situasi memanas saat beberapa demonstran mulai melempari truk dengan botol plastik.
Selain memprotes pungli, ratusan sopir truk juga menuntut penghapusan biaya gate pass di Pelabuhan.
Beruntung, aparat kepolisian yang berjaga di lokasi segera turun tangan untuk meredakan situasi sebelum kericuhan semakin besar.
Di tengah suasana yang belum sepenuhnya kondusif, seorang sopir yang berorasi dari atas mobil bak menyerukan agar semua sopir patuh pada seruan mogok kerja.
“Kepada aparat penegak hukum, kami sudah memberikan pemberitahuan jauh-jauh hari mengenai aksi ini. Setop operasi!” serunya dengan lantang dihadapan ratusan sopir kontainer. (Sar)