Editor Indonesia, Bumiayu – Untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan bagi siswa, seorang guru harus cerdas dan bahagia. Itulah modal utama seorang pendidik dalam membangun kelas yang dinamis dan penuh inspirasi.
Hal tersebut disampaikan oleh Muchamad Imamudin dalam seminar bertajuk Smart and Fun Teaching atau Pembelajaran yang Cerdas dan Menyenangkan, yang digelar di SMA Negeri 1 Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, pada Rabu, 12 Februari 2025.
Dalam pemaparannya, Imamudin membagi guru ke dalam dua kategori: guru yang disenangi murid dan guru yang tidak. Guru yang disenangi akan selalu dikenang sebagai sosok penuh berkah, sedangkan guru yang tidak disenangi berisiko dibenci murid seumur hidupnya.
“Kunci utama menjadi guru ideal terletak pada kemampuan mengelola emosi, menghidupkan kelas, serta membangun ikatan positif tanpa paksaan,” ungkap Imamudin.
Ia menambahkan bahwa rata-rata fokus siswa hanya bertahan selama 20 menit. Selebihnya, jika tidak dikelola dengan baik, pembelajaran hanya menjadi rutinitas yang membosankan. Oleh karena itu, metode mengajar yang kreatif sangat penting.
Menurut Imamudin, guru harus mampu menghadirkan pembelajaran yang interaktif dan tidak terpaku pada ceramah monoton. Ia menekankan bahwa siswa harus diberikan kebebasan mengeksplorasi imajinasinya sendiri, bukan dipaksa mengikuti imajinasi guru.
“Tugas kita adalah mengarahkan, bukan mengontrol. Memaksakan kehendak hanya akan menciptakan ketidaksukaan dan ketidakharmonisan dalam kelas,” jelas guru besar psikologi asal Bumiayu ini.
Sebagai ahli manajemen pendidikan, Imamudin juga mengingatkan bahwa keikhlasan adalah kunci keberhasilan mengajar. Guru yang tidak ikhlas dalam mendidik, apalagi memaksakan standar personalnya pada siswa, hanya akan menuai kebencian.
“Setiap hari, kondisi emosi dan mental siswa bisa berubah. Fleksibilitas dan empati adalah kunci dalam menciptakan suasana belajar yang nyaman,” ungkap dia dalam Smart and Fun Teaching ini.
Seminar ini merupakan inisiatif Imamudin untuk berbagi pengetahuan dengan para guru di Bumiayu dan sekitarnya. “Saya ingin guru-guru di Bumiayu menjadi lebih baik, sehingga anak didik mereka juga bisa berkembang dan maju,” ujarnya.
Para peserta seminar pun berkomitmen untuk menerapkan ilmu yang diperoleh. Dengan semangat baru, mereka ingin membuktikan bahwa pembelajaran yang cerdas dan menyenangkan bukan sekadar impian, tetapi tujuan yang bisa diwujudkan melalui kesadaran diri dan keikhlasan.
Salah satu peserta, Husna, mengungkapkan bahwa seminar ini sangat menarik karena tidak hanya berisi teori, tetapi juga praktik pengelolaan emosi dan teknik mengajar kreatif.
“Materinya sangat aplikatif. Kami diajak introspeksi sekaligus diberi solusi untuk menciptakan kelas yang dinamis,” ujar Husna.
Seminar ini diikuti oleh puluhan guru SMA se-wilayah Brebes bagian selatan. Mereka dengan antusias menyimak paparan psikologis tentang cara menjadi guru yang baik dari awal hingga akhir sesi. (Sup)